Selasa 17 Nov 2020 02:44 WIB

Klaster Keluarga Dominasi Penambahan Kasus Covid-19 di Solo

Kasus Covid-19 di Solo bertambah lebih dari 100

Red: Nur Aini
Warga Satgas Jaga Tangga RW VI mengantarkan menu makan untuk warga yang menjalani karantina di Bumi Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/10/2020). Sebagai bentuk solidaritas Tim Satgas Jaga Tangga RW VI Bumi, Laweyan setiap hari memasak untuk 106 warga yang sedang menjalani karantina wilayah selama dua pekan akibat sejumlah warga melakukan kontak dengan warga lainnya yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Foto: MOHAMMAD AYUDHA/ANTARA
Warga Satgas Jaga Tangga RW VI mengantarkan menu makan untuk warga yang menjalani karantina di Bumi Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/10/2020). Sebagai bentuk solidaritas Tim Satgas Jaga Tangga RW VI Bumi, Laweyan setiap hari memasak untuk 106 warga yang sedang menjalani karantina wilayah selama dua pekan akibat sejumlah warga melakukan kontak dengan warga lainnya yang terkonfirmasi positif COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Klaster keluarga mendominasi penambahan kasus Covid-19 di Kota Solo yang pada Ahad (15/11) bertambah sebanyak 106 kasus.

"Mayoritas ini klaster keluarga, yang berasal dari suspek ada 19 kasus. Dari total ini ada yang kiriman Puskesmas dan ada yang langsung ke rumah sakit," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Senin (16/11).

Baca Juga

Selain itu, dikatakannya, ada enam kasus yang berasal dari tes usap mandiri dan 81 kasus merupakan hasil "tracing" atau penelusuran dari kasus sebelumnya.

"Kalau klaster keluarga ini berarti penularannya dari keluarga, ada satu yang positif dan terkonfirmasi akhirnya kami melakukan 'tracing' terstruktur. Di situ ada kontak erat dan kontak dekat, selanjutnya ada tambahan dari tetangga atau rekan kerja," katanya.

Dengan pola penularan tersebut, artinya sudah ada kasus penularan antarkomunitas. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat terus berhati-hati dan menerapkan protokol kesehatan.

"Akhir-akhir ini hampir seluruhnya punya ekor (menularkan ke orang lain), paling tidak satu. Dari total 106 kemarin paling banyak bawa ekor 10. Ada yang dirawat di rumah sakit, ada yang isolasi mandiri," katanya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan "screening" atau penyaringan dari kelompok berisiko, di antaranya lansia, penderita hipertensi, dan diabetes mellitus (DM).

"Dari situ kami lacak ternyata ada penambahan lagi," katanya.

Sementara itu, meski jumlah kasus positif Covid-19 terus bertambah, pihaknya berharap agar masyarakat yang tinggal di sekitar pasien tidak membuat panik.

"Kalau ada yang positif ya jangan 'mbingungi' (kebingungan sendiri). Kalau memang ada tetangga yang positif ya harus di'support' (diberi dukungan), jogo tonggo dijalankan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement