Senin 16 Nov 2020 18:36 WIB

Islam di Kenya, Pernah Jaya Jadi Mayoritas Kini Minoritas

Islam di Kenya pernah berjaya pada abad ke-19 sebagai mayoritas

Islam di Kenya pernah berjaya pada abad ke-19 sebagai mayoritas. Masjid Jamia Nairobi, Kenya
Foto: nairobikenya.com
Islam di Kenya pernah berjaya pada abad ke-19 sebagai mayoritas. Masjid Jamia Nairobi, Kenya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam di Kenya adalah agama minoritas. Tak hanya dari segi jumlah, dalam kehidupan sehari-hari, umat Muslim termarjinalkan. Semenjak kemerdekaan negara, Muslim Kenya semakin prihatin pada perlakuan diskriminasi secara ekonomi dan politik yang harus mereka hadapi.

Belum lagi tekanan-tekanan akibat pandangan keliru mengenai Islam. Terlebih setelah peristiwa pemboman Kedutaan Amerika Serikat di Nairobi dan hotel Mombasa antara 1992-1994 lalu, sentimen negatif pun kian mengental.

Baca Juga

Saat ini jumlah umat Muslim di Kenya sekitar 3 juta orang, atau 10 persen dari keseluruhan populasi. Mereka merupakan minoritas yang dominan. Sebagian mereka bekerja di bidang perekonomian.

Kebanyakan umat Muslim Kenya menetap di kota pesisir seperti Mombasa, Malindi dan Lamu. Di sini, jumlah Muslim dapat mencapai 50 persen dari populasi kota. Kawasan ini pula merupakan wilayah tempat tinggal suku Swahilis yang beragama Islam, imigran Arab dan etnis lain.

Seperti halnya di banyak negara, komunitas Muslim Kenya terdiri dari banyak suku dan beragam aliran. Dalam kaitan ini paham sunni-lah yang paling besar pengaruhnya sejak datangnya agama Islam ke negara tersebut dari Hadramaut.

Kapan tepatnya Islam datang ke Kenya? Ini bermula ketika agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW mencapai kawasan Afrika Timur semasa pemerintahan Khalifah Abdul-Malik bin Marwan sekitar tahun 702/80 H.

Namun khusus di Kenya, Islam mulai hadir pada pertengahan milenium ini. Ini adalah jasa dari individu-individu pedagang Muslim asal Arab dan imigran Timur Tengah.

Berdasarkan catatan ahli sejarah Islam dari Islamic University di Uganda, Abdallah A Kheir, Islam mencapai Kenya lewat kelompok pedagang asal Oman. Di antara mereka juga sampai ke Pulau Lamu, Sulaiman dan Mombasa. Dipercaya pula para imigran Shiraz, sebuah kota di Iran, pimpinan Ali bin al-Hasan datang ke Kenya sekitar abad 10 lampau.

Pada 1325-1352, beberapa kelompok peziarah, termasuk Ibnu Batutah, tercatat sempat singgah di kawasan ini. Mereka mencatat beberapa hal menyangkut penduduk lokal yang ada.''Kami datang di sana (Mombasa), sebuah pulau besar, setelah menempuh dua hari perjalanan melintasi laut dari wilayah Swahili.

Kejayaan Islam mencapai puncaknya di Kenya hingga akhir abad 19, yang ditandai masuknya pengaruh Kristen-Eropa dan langsung menguasai seluruh segi kehidupan. Agama Kristen segera mendominasi hingga saat ini.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement