Senin 16 Nov 2020 17:26 WIB

Bosnia Masih Pertahankan Tradisi Sekolah Islam Kuno

Anak-anak belajar membaca Alquran dan toleransi di maktab.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Bosnia Masih Pertahankan Tradisi Sekolah Islam Kuno. Muslim di Bosnia dan Herzegovina.
Foto: Anadolu Agency
Bosnia Masih Pertahankan Tradisi Sekolah Islam Kuno. Muslim di Bosnia dan Herzegovina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEOGRAD -- Bosnia dan Herzegovina masih mempertahankan tradisi sekolah Islam atau maktab yang menjadi basis pendidikan agama di negaranya. Maktab atau dikenal sebagai Kuttab adalah kata Arab yang berarti 'sekolah dasar'.

Di maktab tersebut, anak-anak diajarkan membaca, menulis dan tata bahasa, pendidikan Islam, dan membaca Alquran. Tradisi ini dimulai pada periode Ottoman dan dilanjutkan selama Kekaisaran Austro-Hongaria dan berdirinya Yugoslavia serta Bosnia dan Herzegovina modern.

Baca Juga

Saat ini, semua anak-anak dari kelas satu hingga kelas sembilan dapat mengikuti maktab. Maktab sepenuhnya dikelola dan diorganisir oleh Persatuan Islam Bosnia dan Herzegovina.

Para imam mengajari anak-anak membaca Alquran dan pengetahuan dasar agama sesuai kelompok usia mereka di akhir pekan. Di sana, anak-anak memperkaya kehidupan mereka dengan mempelajari dasar-dasar dan nilai-nilai agama Islam.

Seorang imam yang bekerja di salah satu maktab di ibu kota Bosnia di Sarajevo, Sulejman Posavljak, mengatakan minat terhadap maktab meningkat setiap tahun. "Kami memiliki 131 anak di maktab di lingkungan kami. Kami membuka sekolah lagi atas permintaan keluarga," kata Posavljak, dilansir di Anadolu Agency, Senin (16/11).

Posavljak menekankan, pendidikan maktab memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan anak. Mereka belajar menghormati keluarga dan bertoleransi terhadap tetangganya.

"Saya ingin mengajak keluarga yang masih dilema: Tolong kirimkan anak-anak Anda ke sekolah agar Anda dapat membesarkan anak yang bertanggung jawab," ujarnya.

Harun Cuprija yang berusia 11 tahun, salah satu anak dari maktab tersebut, mengatakan dia belajar banyak doa dan surah atau ayat dari Alquran. "Tempat ini sangat indah. Kami baca Alquran, belajar sholat. Kami juga mendapat teman baru," ujarnya.

Dzejna Fazlagic yang berusia 12 tahun mengatakan, dia belajar membaca Alquran di maktab. "Kami belajar banyak hal di sini. Itu adalah keinginan terbesar saya untuk bisa membaca Alquran," katanya.

Mehmedalija Cuprija yang berusia sembilan tahun mengatakan, dia mendapat banyak teman di maktab. "Saya berharap bisa datang ke maktab setiap pekan. Saya senang di sini. Saya belajar banyak doa, surah dan himne," katanya.

Hingga abad ke-20, masjid adalah satu-satunya tempat pendidikan massal di dunia Islam. Seorang imam akan melatih sekelompok siswa yang duduk di lantai dan mengajarkan bahasa Arab Alquran. Namun, dengan perkembangan sekolah modern, jumlah maktab menurun di dunia Islam.

https://www.aa.com.tr/en/world/bosnia-continues-ancient-tradition-of-islamic-education/2045014

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement