Senin 16 Nov 2020 16:15 WIB

Rekor, Sehari Tambah 106 Pasien Covid-19 di Solo

Penambahan pasien di Solo mayoritas berasal dari klaster keluarga.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah siswa mengikuti proses tes cepat atau rapid test COVID-19 di SMP Negeri 4 Solo, Jawa Tengah, Senin (2/11/2020). Tes Cepat yang diikuti 63 guru, karyawan dan 119 siswa SMP tersebut dilakukan untuk persiapan penyelenggaraan simulasi Pembelajaran Tatap Muka atau PTM yang akan dilaksanakan selama dua pekan mulai Rabu 4 November mendatang.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Sejumlah siswa mengikuti proses tes cepat atau rapid test COVID-19 di SMP Negeri 4 Solo, Jawa Tengah, Senin (2/11/2020). Tes Cepat yang diikuti 63 guru, karyawan dan 119 siswa SMP tersebut dilakukan untuk persiapan penyelenggaraan simulasi Pembelajaran Tatap Muka atau PTM yang akan dilaksanakan selama dua pekan mulai Rabu 4 November mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Kota Solo mencatatkan rekor baru penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Pada Ahad (15/11), penambahan kasus baru mencapai 106 orang dalam satu hari.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, 106 kasus baru tersebut sebagian besar merupakan hasil penelusuran (tracing) Dinas Kesehatan Kota (DKK) dari kasus sebelumnya, yakni 81 pasien dari 34 kasus induk.

Baca Juga

"Perlu saya sampaikan, terjadi ledakan 106 positif ini merupakan pemecah rekor yang ada di Solo. Saya harapkan semua warga masyarakat ikut terlibat memutus mata rantai penyebaran Covid-19," kata Rudyatmo kepada wartawan, Senin (16/11).

Penambahan tersebut mayoritas berasal dari klaster keluarga. Mereka sebagian besar berasal dari wilayah Kelurahan Jebres di Kecamatan Jebres.

Wali Kota berharap agar masyarakat dan pemangku wilayah kelurahan dan RT/RW menggiatkan Jogo Tonggo. "Kalau kelurahan sudah bekerja maksimal, tetapi warga masyarakat tidak mau melaksanakan 3M memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, pasti akan terjadi ledakan-ledakan terus," ujarnya.

Berdasarkan data pada Ahad, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat sebanyak 124 orang, sedangkan 436 orang melakukan isolasi mandiri.

Wali Kota memastikan kapasitas rumah sakit masih cukup. Namun, lanjutnya, jangan sampai semua masuk rumah sakit, sehingga beban negara semakin besar.

Dengan tambahan tersebut, Pemkot semakin memaksimalkan pemangku wilayah menjalankan Jogo Tonggo. Selain itu, Pemkot akan lebih menggiatkan operasi yustisi penggunaan masker secara lebih masif.

Sementara itu, Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, merinci, penambahan 106 kasus baru itu berasal dari pasien suspek yang naik kelas ada 19 orang, kemudian enam orang swab mandiri, serta 81 hasil tracing dari 34 kasus induk.

"Dari hasil laporan kemarin mayoritas klaster keluarga. Klaster keluarga berarti penularannya keluarga, jadi satu keluarga ada yang positif, itu kami lakukan tracing masif dan terstruktur. Kontak erat dan dekat kami cari ternyata disitu dalam satu keluarga ada tambahan ada tetangga, ada rekan kerja," papar Siti.

Sebagian klaster keluarga ada yang berawal dari pasien suspek yang naik kelas. Ada pula dari pasien yang memeriksakan ke puskesmas dengan gejala ringan kemudian dilakukan swab ternyata positif.

Selain itu, ada yang berasal dari screening kelompok berisiko tinggi seperti lansia dengan penyakit hipertensi ternyata ada yang positif lalu dilacak ternyata bertambah. Klaster keluarga tersebut sebagian ada di Kelurahan Karangasem, Mojosongo, Semanggi, Pajang, Jebres, dan Sondakan.

"Sehingga saat ini masyarakat harus hati hati sendiri, protokol kesehatan yang utama tiga M plus menjadi yang utama," kata dia.

Secara kumulatif, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 hingga Ahad mencapai 1.661 orang. Secara rinci, 124 dirawat inap, 436 isolasi mandiri, 1.026 dinyatakan sembuh/boleh pulang, dan 75 meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement