Senin 16 Nov 2020 12:23 WIB

Mertola Merayakan Warisan Islam dengan Bangga

Kota Mertola di tenggara Portugis masih melestarikan warisan Islam

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Kota Mertola di Portugis yang bercat putih saksi bisau jejak peradaban Islam di Portugal.
Foto: Google.com
Kota Mertola di Portugis yang bercat putih saksi bisau jejak peradaban Islam di Portugal.

IHRAM.CO.ID, MERTOLA -- Kota Mertola di tenggara Portugis masih melestarikan warisan Islam dari sejarah masa lalu. Salah satunya lewat perayaan Festival Islam Mertola ke-10 pada pertengahan Mei 2020 lalu. Festival ini merayakan warisan Islam Portugal dengan musik, seni dan kerajinan, lokakarya serta pameran sejak 2001.

Kepala kantor Budaya dan Warisan Mertola, Manuel Marques, mengatakan dengan festival itu, mereka ingin menunjukkan bahwa masih banyak kesamaan antara orang-orang di Mediterania.

"Dengan intoleransi dan ekstremisme yang meningkat di seluruh dunia, kami ingin menunjukkan bahwa hidup bersama adalah hal yang mungkin. Mertola adalah contoh hidup berdampingan yang bagus, banyak orang berbeda tinggal di sini," kata Marques, dilansir di Middle East Eye, Jumat (13/11).

Muslim tiba di sana pada abad ke-8 dan memerintah wilayah yang disebut Gharb al-Andalus di Portugal selatan selama sekitar 500 tahun. Di sana, terdapat monumen kota tua yang masih mempertahankan tampilan Islam.

"Mertola merayakan warisan Islam dengan bangga. Kami ingin menunjukkan rasa hormat terhadap Islam dan warisan bersama kami. Kota ini selalu menjadi tempat pertemuan berbagai budaya, menghubungkan Portugal selatan dengan kawasan Mediterania lainnya," lanjut Marques.

Pada periode abad pertengahan, pelabuhan Mertola dan kekayaan mineral menjadikannya pusat regional yang penting. Setelah masa kemunduran, kota ini direvitalisasi dengan ditemukannya artefak Islam pada 1970-an. Mertola sekarang mengklaim memiliki koleksi seni Islam paling penting di Portugal. 

Hussein Beddar adalah pengunjung tetap lainnya, yang telah mengunjungi Mertola selama 15 tahun. Berasal dari Aljazair, dia telah tinggal di Madrid selama 35 tahun. Ia menghabiskan hari di Festival Mertola dengan menyajikan teh untuk para tamu dan menjual manisan Arab di pasar festival tersebut.

"Mertola istimewa dan saya senang berada di sini," kata Beddar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement