Senin 16 Nov 2020 07:30 WIB

Rencana Menlu AS Kunjungi Permukiman Ilegal Israel Diprotes

Otoritas Palestina memprotes rencana kunjungan Menlu AS ke permukiman ilegal Israel

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Foto: EPA
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Otoritas Palestina memprotes rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo ke permukiman ilegal Israel di Tepi Barat. Kedatangan Pompeo ke sana dinilai merupakan provokasi terhadap rakyat dan kepemimpinan Palestina.

Juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh mengatakan rencana kunjungan Pompeo ke permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dapat menjadi penanda AS telah menjadi mitra fundamental dalam pendudukan tanah Palestina. "Baik kunjungan ini maupun dukungan AS untuk permukiman Israel di tanah Palestina tidak dapat memberikan legitimasi pada permukiman tersebut atau mengubah fakta bahwa mereka pasti akan berakhir," katanya pada Ahad (15/11) dikutip laman kantor berita Palestina WAFA.

Baca Juga

Rudeineh menekankan kunjungan Pompeo ke wilayah permukiman ilegal Israel dapat dipandang sebagai pengabaian mencolok terhadap resolusi komunitas internasional, terutama resolusi Dewan Keamanan PBB 2334. "Israel mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari dukungan tak terbatas pemerintah AS saat ini, yang telah memberikan semua dukungan yang mungkin untuk kepentingan perluasan pemukiman dan pengambilalihan lebih banyak tanah Palestina," ujarnya.

Menurut situs berita Axios, Pompeo disebut berencana mengunjungi Israel pekan ini. Dalam kunjungannya, Pompeo akan mendatangi permukiman ilegal Israel di Tepi Barat. Dia pun dikabarkan bakal menghampiri Dataran Tinggi Golan, sebuah wilayah Suriah yang turut diduduki Israel.

Jika terlaksana, Pompeo akan menjadi menteri luar negeri AS pertama yang mengunjungi permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan. Kedua wilayah itu telah diduduki Israel sejak 1967.

BACA JUGA: Amerika Kecam Keras Kebebasan Beragama Turki, Turki: Amerika Ngaca Dulu

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement