Senin 16 Nov 2020 06:46 WIB

Ketika Nabi Memuliakan Budak dengan Meminangnya

Nabi memerdekakan Maria Al-Qibtiyah dengan meminangnya.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Nabi Muhammad SAW
Foto: MGROL100
Ilustrasi Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada era jahiliyah, sistem perbudakan kental mewarnai budaya masyarakat Arab. Maka ketika Islam datang, sistem perbudakan perlahan demi perlahan dapat terhapuskan. Hal ini tak lepas dari strategi dan juga dakwah Nabi yang gemilang.

Salah satu istri Nabi, Maria Al-Qibtiyah, merupakan seorang budak asal Mesir yang dimerdekakan Nabi Muhammad SAW. Dalam memuliakannya, Nabi memerdekakan Maria Al-Qibtiyah dengan meminangnya.

“Nabi dihadiahkan dua budak kakak-beradik dari pemimpin Mesir. Nabi terima kedua budak ini, keduanya dimerdekakan dengan cara yang berbeda,” kata KH Ahsin Sakho dalam kajian live streaming, di Ahsin Sakho Center, Ahad (15/11).

Beliau menjelaskan, kedua bukan itu dimerdekakan dengan cara dinikahi. Maria Al-Qibtiyah dinikahi oleh Nabi Muhammad SAW, dan saudaranya yang bernama Syirin dinikahkan Nabi dengan salah seorang sahabat.

 

Dari rahim Maria Al-Qibtiyah inilah, kata beliau, Nabi memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Ibrahim. Beliau menceritakan, usai dinikahi Nabi Muhammad SAW, Maria Al-Qibtiyah menjadi manusia yang merdeka seutuhnya. Beliau bahkan diberikan tempat tinggal yang sangat layak yang jaraknya agak jauh dari Masjid Nabawi.

Namun demikian, Nabi tak pernah luput dari kewajiban sebagai seorang suami sama sekali. Nabi kerap menjenguk Maria Al-Qibtiyah dan juga Ibrahim. Nabi bahkan mencurahkan kasih sayangnya yang sangat dalam kepada anaknya tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement