Senin 16 Nov 2020 02:06 WIB

Baznas DIY Kerahkan Relawan Tangani Potensi Erupsi Merapi

Baznas membantu melakukan evakuasi terhadap warga di sekitar kawasan Merapi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah relawan mengevakuasi warga lansia di lereng Gunung Merapi, Sumber, Klakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/11/2020). Evakuasi awal bagi warga lansia, anak, ibu hamil dan warga sakit yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi dilakukan di desa Klakah dukuh Sumber, Bakalan dan Bangunsari.
Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA
Sejumlah relawan mengevakuasi warga lansia di lereng Gunung Merapi, Sumber, Klakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/11/2020). Evakuasi awal bagi warga lansia, anak, ibu hamil dan warga sakit yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi dilakukan di desa Klakah dukuh Sumber, Bakalan dan Bangunsari.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) DIY mengerahkan puluhan relawan atau personel tangani potensi erupsi Gunung Merapi. Melalui Baznas Tanggap Bencana DIY, ada 25 relawan yang dikerahkan.

Wakil Ketua Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas DIY, Agus Sunarto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan personel dengan membuka posko terkait naiknya status Merapi menjadi level III atau siaga sejak 5 November 2020 lalu. Termasuk menyiapkan berbagai sarana dan prasarana untuk menghadapi erupsi Merapi.

Baca Juga

"Setiap hari ada yang piket empat orang (di posko), BAZNAS Tanggap Bencana DIY terus melakukan koordinasi dengan Baznas Kabupaten Sleman, BPBD Sleman serta pihak-pihak terkait lainnya," kata Agus kepada Republika.co.id, Ahad (15/11).

Selain itu, pihaknya juga membantu melakukan evakuasi terhadap warga di sekitar kawasan Merapi. Evakuasi terutama dilakukan terhadap kelompok rentan seperti lanjut usia (lansia), anak-anak, balita, ibu hamil hingga disabilitas.

 

"Evakuasi pengungsi Merapi untuk kelompok rentan dan Balita, membantu dapur air di barak pengungsian Glagaharjo, serta bersama BPBD setempat membantu bilik-bilik pengungsian yang ada di barak-barak pengungsian," ujarnya.

Penyemprotan menggunakan disinfektan di barak pengungsian juga dilakukan secara rutin. Hal ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang semakin meluas di DIY.

"Distribusi multivitamin untuk para petugas barak (pengungsian) juga dilakukan," jelasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Humas Kantor Basarnas Yogyakarta Pipit Eriyanto mengatakan, sudah ratusan warga di sekitar kawasan Gunung Merapi yang mengungsi. Warga yang mengungsi ditempatkan di barak pengungsian di Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.

"Berdasarkan data per 9 November, sudah ada 229 warga yang mengungsi dan ditempatkan di barak pengungsian Glagaharjo," kata Pipit kepada Republika.co.id belum lama ini.

Proses evakuasi sudah dilakukan sejak 7 November 2020 lalu. Di barak pengungsian tersebut, didominasi oleh lanjut usia (lansia) yang mencapai 89 orang.

"Info yang saya dapat terakhir kemarin (terkait) evakuasi untuk hari ini, belum ada info evakuasi warga," ujarnya.

Pihaknya pun telah menerjunkan tim rescue sebanyak 10 personel. Tim rescue yang diturunkan dilengkapi dengan alat utama seperti satu unit haglund, truk personil, mobil rescue dan peralatan evakuasi lainnya.

"Tim rescue sudah standby sejak hari pertama Merapi dinaikkan statusnya menjadi siaga. Tim rescue ini sifatnya untuk standby dan koordinasi dengan semua pihak, serta siap digerakkan jika ada penyelamatan yang mengancam jiwa manusia," kata Kepala Kantor Basarnas Yogyakarta, Lalu Wahyu Efendi.

Tidak hanya itu, Polresta Kota Yogyakarta juga telah menyiagakan ratusan personel untuk menghadapi terjadinya potensi bencana. Termasuk menyiapkan lokasi untuk pengungsian bagi warga terdampak bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement