Sabtu 14 Nov 2020 18:07 WIB

2021, Permintaan Properti Diprediksi Menggeliat

Pengembang dan perbankan optimistis proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021.

Rep: Darandono (swa.co.id)/ Red: Darandono (swa.co.id)
Foto : dok
Foto : dok

Dari webniar Outlook Property & Bank 2021: “Siasat Industri Menangkis Gempuran Corona” yang diselengarakan Urban Forum (12-13/11), para pengembang dan perbankan optmis proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 diperkirakan di kisaran 4,5% hingga 5,5%. Selain itu, perkiraan vaksin mulai bisa digunakan di Indonesia pada awal tahun depan sehingga ekonomi dan bisnis akan bergerak ke arah yang lebih positif.

Menurut Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Real Estate Indonesia (REI), Hari Gani, sektor properti adalah salah satu penyumbang ekonomi terbesar di Indonesia. Ada 175 industri yang terkait dengan industri properti, dengan 30 juta pekerja di sektor ini.

“Sektor properti harus mendapat perhatian, mengingat banyak industri yang terkait. Ada 175 industri terkait dan kurang lebih 30 juta pekerja di sektor properti,” katanya.

Commercial and Business Development Director AKR Land, Alvin Andronicus, menambahkan pasar properti yang mulai bergairah saat ini akan semakin baik di tahun 2021, lantaran keberhasilan uji coba vaksin corona yang mencapai 90 %. 

Direktur Consumer dan Commercial Lending Bank Tabungan Negara (BTN) Hirwandi Gafar menambahkan, tahun 2021 BTN memproyeksikan penyaluran KPR bakal lebih tinggi. Hal ini didorong sejumlah faktor di antaranya anggaran FLPP meningkat menjadi Rp 16,63 triliun untuk 157.500 rumah pada 2021. “Kami berkeyakinan serapan tinggi di 2021 karena rumah merupakan kebutuhan paling pokok saat ini, di mana orang lebih banyak berada di rumah,” katanya.

Sementara itu, Heintje Mogi, Mortgage Business and Indirect Auto Group Head CIMB Niaga, mengatakan, semasa Covid-19 ini, CIMB Niaga melakukan berbagai inovasi untuk bisa bertahan dari badai covid-19. Meski target tertekan, namun kredit property CIMB Niaga bisa tetap tumbuh. Target penyaluran kredit properti yang mencapai Rp 11,5 triliun sampai dengan akhir tahun ini sulit tercapai. Namun keberhasilan pertumbuhan yang mencapai 7,9 % yoy, merupakan pencapai yang sangat baik di tahun covid-19.

Tuti Mugiastuti, Direktur Utama PT PT Tuti Mugi Astuti (TMA Group) mengakui selama 3 bulan pertama pandemi mengalami penurunan mencapai 60 persen, tetapi di bulan Agustus- Oktober permintaan KPR meningkat kembali pada kalangan menengah ke bawah. Diakui Tuti, TMA Group terus on the treck dengan dengan yang di targetkan yaitu penyerahan kunci pada awal tahun, dengan membangun 3 perumahan di bandung , di tambun dan cikarang. dengan lebih dari 500 hunian baru. 

Pengamat dari Epic Property, M. Gali Ade Novrans menegaskan dampak pandemi covid-19 membuat industri properti mengalami kontraksi di awal dan mulai menggeliat hingga Oktober lalu.  Ia menambahkan, pandemi covid-19 bisa menjadi pelajaran tersendiri bagi industri properti bagaimana bertahan, beradaptasi dan harus bisa berinovasi. 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement