Sabtu 14 Nov 2020 06:10 WIB

Pandemi Jadi Kesempatan Bersyukur dan Berubah

Menerima apapun dengan lapang hati kalau ini merupakan ketetapan Tuhan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pandemi Jadi Kesempatan Bersyukur dan Berubah (Ilustrasi)
Foto: Republika
Pandemi Jadi Kesempatan Bersyukur dan Berubah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pandemi Covid-19 memang menjadi ujian berat bagi semua orang, tidak cuma di Indonesia tapi di seluruh dunia. Tapi, terus mengeluhkan kondisi yang ada tentu bukan sikap yang tepat karena pandemi bisa jadi kesempatan manusia maju.

Managing Director HDI Management Centre Yogyakarta, HD Iriyanto mengatakan, hari ini merupakan momentum yang tepat untuk berubah. Jadi, jangan lagi menuntut semua yang ada di luar kita berubah, karena kita sendiri yang sebenarnya butuh berubah.

"Yang berubah itu bukan obyeknya, yang berubah bukan sesuatu yang di luar sana, tapi yang berubah seharusnya kita," kata Iriyanto saat mengisi Online Talk Show yang diadakan Republika bersama Satgas Penanganan Covid-19 BNPB, Jumat (13/11).

Ia mengingatkan, persoalan yang ada selama ini sering kali kita meminta semua yang ada di luar kita berubah. Pandemi misalnya, kita selalu mempertanyakan kapan pandemi ini akan berakhir, seakan menyampaikan tuntutan agar pandemi berubah.

Jika tetap seperti itu, maka kita akhirnya terkunci sudut pandang kita yang lama dalam menyikapi sesuatu. Padahal, ia meyakini, sesungguhnya dalam kehidupan tidak ada namanya jalan buntu karena yang ada hanya kebuntutan dari cara pandang kita.

Iriyanto menerangkan, untuk menjadi bahagia kita harus melihat dari diri kita, orang lain dan dari Sang Pencipta. Dari diri, kita perlu bersabar, bersyukur dan bersikap sederhana, yang mana mudah diucapan tapi tentu tidak mudah dilakukan.

"Syukur memiliki dua dimensi, pertama menerima apapun dengan lapang hati kalau ini merupakan ketetapan Tuhan, adanya pandemi juga ketetapan Tuhan, maka kita tidak boleh menggerutu terus, kita terima dengan lapang hati," ujar Iriyanto.

Lalu, bersyukur atas semua yang sudah Tuhan berikan kepada kita, salah satunya atas kesehatan yang sampai hari ini kita nikmati. Ini jadi dimensi kedua karena  tindak syukurnya dilakukan dengan memakai semua kenikmatan itu dengan amal saleh. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement