Jumat 13 Nov 2020 13:30 WIB

Hal yang Buat Syekh Ali Jaber Kagumi Akbar Si Pemulung Viral

Syekh Ali Jaber menyatakan kekagumannya kepada Akbar

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nashih Nashrullah
Syekh Ali Jaber meninta izin kepada keluarga besar Muhammad Gifari Akbar (16 tahun) untuk mengangkatnya sebagai anak asuh di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Rabu (11/11).
Foto: Republik/Bayu Adji P
Syekh Ali Jaber meninta izin kepada keluarga besar Muhammad Gifari Akbar (16 tahun) untuk mengangkatnya sebagai anak asuh di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Rabu (11/11).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT – Sebuah foto pemulung yang membaca Alquran di Jalan Braga, Bandung, viral di dunia maya beberapa waktu lalu. Sosok pemulung dalam foto itu adalah Muhammad Gifari Akbar, pemuda berusia 16 tahun yang berasal dari Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut.

Salah satu tokoh yang merasa tersentuh foto viral itu adalah ulama Syekh Ali Jaber. Di mata Syekh Ali, Akbar adalah seorang pemuda yang istiqomah. Bukan tanpa alasan ia menilai Akbar demikian. Menurut dia, potret Akbar yang sedang mengaji yang tersebar dapat menunjukkannya.

Baca Juga

"Saya melihat sosok Akbar ketika foto viral, seorang pemulung yang istiqamah, mengaji," kata dia, ketika berkunjung ke rumah keluarga Akbar di Kabupaten Garut, Rabu (11/11) lalu.

Syekh Ali mengatakan, banyak orang yang posisinya lebih nyaman atau mapan dari Akbar belum tentu bisa istiqamah. Apalagi ketika orang itu sedang stres. Jangankan mengaji, sholat yang sifatnya wajib pun dapat ditinggalkan.   

Sementara Akbar, di mata ulama asal Madinah itu, dalam kesusahannya tetap mau membaca Alquran. "(Akbar) jalan kaki berpuluh kilo, tapi masih bisa jaga sholat, baca Alquran. Bahkan, ketika dia lapar dan belum kecukupan makanan, dia ganti untuk menutupi kelaparannya (dengan) fokus mengaji. Setelah itu dia merasa kenyang. Ini luar biasa dan harus dibangkitkan kepada pemuda-pemudi Indonesia," kata dia.  

Dari cerita-cerita itulah, Syekh Ali merasa terketuk hatinya. Syekh teringat wasiat dari gurunya. Gurunya pernah berpesan agar dirinta dapat selalu memuliakan para pecinta Alquran. Jika mampu, penuhi kebutuhannya.  

"Ketika saya melihat sosok Akbar ini, (dia) layak dan pantas. Saya percaya dan yakin kalau Allah saja mencintainya, apalagi saya seorang faqir. Saya bantu semampu saya," ujar dia.  

Seperti diberitakan sebelumnya, Syekh Ali telah mengangkat Akbar sebagai anaknya. Dia bahkan telah meminta izin kepada keluarga Akbar untuk membawa anak itu belajar di pesantrennya yang berada di kawasan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dalam waktu dekat, Akbar juga akan diajak umroh olehnya.  

Ulama kenamaan itu memiliki rencana besar kepada Akbar. Dia akan membina dan mendidik Akbar seperti anaknya sendiri. "Insyaallah akan dijadikan imam besar Indonesia," kata dia. 

Syekh Ali juga memiliki niat membantu Akbar menyelesaikan jenjang pendidikan formalnya. Sebab, Akbar memang merupakan pemuda yang putus sekolah sejak kelas 4 SD. Sejak putus sekolah itulah, Akbar lebih banyak menghabiskan hidupnya di jalan dengan mengamen dan mengumpulkan rongsokan.  

Pemuda itu pergi ke mana saja dengan berjalan kaki. Untuk memenuhi kebutuhannya, ia bekerja sebagai pengumpul barang bekas.  

Akbar hanya sesekali pulang ke rumah neneknya di Kabupaten Garut. Hanya satu-dua hari tinggal, setelah itu pergi lagi.  

Kendati hidup di jalan, Akbar mengaku tak pernah lupa untuk sholat dan membaca Alquran. Sebab, dia diberi pesan orang tuanya untuk selalu ingat sholat lima waktu dan mengaji. 

Karenanya, setiap keluar rumah, Alquran tak pernah lupa dibawanya. Ketika ada waktu luang, hampir pasti Akbar membacanya.  

"Yang ngajarin bawa Alquran terus itu Bapak. Dari kecil dikasih pesan kalau mau ke mana-mana jangan lupa sholat, ibadah lima waktu, sama ngaji dan dzikir," kata anak dari pasangan Unan (42) dan Siti.  

Dengan banyaknya dukungan, Akbar mengaku bahagia. Dia mengatakan akan terus semangat belajar agama di pesantren. Sebab, sejak awal Akbar memang memiliki niat untuk mendirikan pesantren di masa tuanya kelak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement