Kamis 12 Nov 2020 22:25 WIB

Kementan Dorong Inovasi Tanaman Hias untuk Tembus Ekspor

Mentan SYL menyatakan Kementan lakukan terobosan inovasi tanaman hias

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan pihaknya terus melakukan terobosan salah satunya dengan ekspose inovasi tanaman hias yang memiliki potensi tinggi dapat tumbuh di alam Indonesia, baik dataran tinggi maupun rendah.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan pihaknya terus melakukan terobosan salah satunya dengan ekspose inovasi tanaman hias yang memiliki potensi tinggi dapat tumbuh di alam Indonesia, baik dataran tinggi maupun rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong adanya inovasi teknologi tanaman hias dari para pembudidaya untuk mendongkrak kualitas dan volume ekspor yang bisa menambah devisa negara. Berbagai varietas unggul tanaman hias yang dihasilkan melalui penelitian sekaligus akan memberi dampak luas bagi kesejahteraan masyarakat.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya terus melakukan terobosan salah satunya dengan ekspose inovasi tanaman hias yang memiliki potensi tinggi dapat tumbuh di alam Indonesia, baik dataran tinggi maupun rendah.

Saat ini, Indonesia memiliki berbagai varietas khas tanaman hias yang sangat dibutuhkan bahkan diminati hampir seluruh negara di dunia seperti Jepang, Asia, Saudi Arabia, Arab, Inggris, Eropa maupun di Amerika Serikat.

"Pengembangan ekspor sementara kita tata makin kuat dan makin produktif. Seperti bunga krisan kita sudah menghasilkan devisa besar. Kementan juga meakukan inovasi bunga krisan yang tadinya hanya bisa ditanam di dataran tinggi kini sudah bisa ditanam di dataran rendah," kata Syahrul dalam keterangan resmi Kementan, Kamis (12/11).

Syahrul mengatakan, pengembangan tanaman hias sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong ekspor komoditas unggulan sebagai sumber devisa. Di antara tanaman hortikultura yang dikembangkan secara komersial di Indonesia, tanaman florikultura memiliki potensi ekspor yang sangat tinggi. Pada saat ini preferensi pasar internasional mulai berubah ke arah tanaman hias tropis.

"Hal ini memberi peluang bagi para pengusaha di dalam negeri mengingat potensi pengembangan tanaman hias tropis di Indonesia sangat tinggi karena Indonesia memiliki kekayaan genetik florikultura yang terbesar di dunia," katanya.

Pengembangan industri florikultura memerlukan dukungan inovasi secara berkelanjutan yang berupa varietas uggul Baru dan teknologi pendukungnya. Ketersediaan inovasi yang mumpuni menjadi faktor kunci dalam pengembangan subsektor florikultura.

Lebih lanjut, Syahrul menyebutkan kedepan Kementan akan melakukan sebuah langkah yang lebih besar dalam menghadirkan berbagai aktivitas komoditi pertanian yang makin terarah, makin maju dengan berbagai hasil riset, dan makin modern. Langkah ini, menurutnya bagian dari upaya-upaya untuk memandirikan masyarakat sehingga bisa bertumbuh dengan baik di seluruh Indonesia.

"Balitbang Pertanian menjadi penting untuk saya. Negara yang tertinggal itu karena Litbangnya yang tertinggal. Kenapa Jepang bisa lebih baik, kenapa Taiwan risetnya lebih baik, karena memiliki penelitian lebih berkualitas karena negara memfasilitasi sehingga riset itu makin berkembang dan itu menjadi ukuran," tuturnya.

 

Selain itu, tegas Syahrul, ditengah Pandemi Covid 19, pertumbuhan ekspor komoditas pertanian dan pertanian menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi untuk perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, sektor pertanian memiliki kekuatan yang sangat besar dan sektor yang paling siap untuk menunjang pertumbuhan ekonomi makro.

 

"Jika mau buat pesawat atau mau buat mobil atau kalau mau buat televisi masih panjang (lama) itu sehingga yang paling siap itu adalah pertanian saat ini. Karena itu, riset menjadi sesuatu yang utama memajukan pertanian yang berdaya saing," kata dia.

 

Kepala Balitbang Pertanian, Fadjry Djufry menambahkan kegiatan ekspose inovasi tanaman hias bisa menjadi wahana pertemuan antar stakeholder tanaman hias dalam rangka akselerasi inovasi florikultura untuk kesejahteraan dan urban farming yang modern, mandiri, dan berdaya saing.

Dalam lima tahun terakhir, lanjutnya, kegiatan riset florikultura telah menghasilkan inovasi unggulan yang dapat dikembangkan para pengguna untuk mendukung pembangunan agribisnis florikultura.

"Hingga saat ini telah dihasilkan sekitar 268 varietas unggul baru tanaman hias, yang terdiri atas varietas krisan, anggrek, lili, anthurium, mawar, gladiol, gerbera, tapeinochilus, zingiber, alpinia, anyelir, sedap malam, dan impatiens," katanya.

Fadjry menjelaskan inovasi teknologi lainnya adalah teknologi perbanyakan benih tanaman hias secara in vitro, massalisasi benih anggrek melalui teknologi embriogenesis somatik berbasis bioreaktor, teknologi night break, pemupukan, dan pengendalian hama/penyakit secara terpadu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement