Jumat 13 Nov 2020 01:20 WIB

Anak Muda Jadi Kunci Pembangunan Berkelanjutan 2030

Bonus demografi jadi momen untuk memaksimalkan produktivitas dan kemajuan bangsa.

Diskusi bertema
Foto: Istimewa
Diskusi bertema

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keterlibatan aktif anak muda menjadi penentu dalam tercapainya pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) demi menciptakan tatanan dunia yang lebih baik pada 2030 nanti. Dari total populasi dunia saat ini yang diperkirakan mencapai 7,5 miliar penduduk, 16 persen di antaranya atau sekitar 1,2 miliar penduduk merupakan orang muda berusia antara 15 hingga 24 tahun.

Berdasarkan rilis yang diterima Kamis (12/11), kelompok muda ini sangat berperan untuk menghadapi ancaman dan tantangan terburuk bagi pembangunan berkelanjutan, termasuk dampak perubahan iklim, pengangguran, kemiskinan, ketidaksetaraan gender, konflik, dan migrasi.

Di Indonesia, jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 70 persen dari total penduduk dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2028-2030. Pada periode itu, diprediksi akan menjadi puncak fenomena bonus demografi yang dapat dioptimalkan untuk produktivitas dan kemajuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

"Pemuda adalah kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Fenomena bonus demografi yang hanya terjadi satu kali saja itu harus menjadi momentum untuk memaksimalkan produktivitas dan kemajuan bangsa,” kata Febriany Eddy selaku IBCSD Vice President dalam sambutannya di acara webseries 2 bertema "SDGs &Youth: Your Goals, Your Decade" yang diselenggarakan oleh Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Kamis (12/11).

Antusiasme anak muda untuk berpartisipasi aktif dalam menyukseskan SDGs terlihat nyata melalui platform survei global yang diinisiasi PBB, MY World yang menjaring masukan dari seluruh dunia untuk realisasi aganda global SDGs 2030. Dari total 8 juta partisipan yang bergabung, sebanyak 54 persen merupakan anak muda berusia 16-30 tahun.

Angka tersebut menjadi cerminan bahwa karakteristik anak muda yang dibutuhkan untuk menyukseskan SDGs sesuai yang disampaikan PBB yaitu Pemikir kritis (critical thinkers); Pembuat perubahan (change-makers); IInovator; Komunikator; dan Berjiwa Pemimpin (leaders).

Natasha Gabriella selaku Sustainability Senior Analyst Grup APRIL mengatakan sebagai perusahaan swasta yang mengedepankan konsep SDGs dalam kegiatan bisnisnya, Grup APRIL memiliki program pembinaan dan akselerasi pemimpin muda di bidang sustainability yang dinamakan ASPIRE (APRIL Sustainability Professional Readiness Program). “Melalui ASPIRE, Grup APRIL ikut membina calon pemimpin muda perusahaan di bidang keberlanjutan yang diharapkan dapat menjadi penentu kebijakan untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” kata Natasha.

Sejalan dengan filosofi perusahaan untuk memberdayakan masyarakat sekitar, Grup APRIL juga memiliki program peningkatan akses pendidikan bagi anak muda di 48 desa sekitar wilayah operasional dalam program community development (CD). Program ini diharapkan dapat menelurkan pemimpin-pemimpin muda untuk pengembangan masyarakat yang lebih maju.

“Kami melihat pentingnya dukungan semua pihak termasuk lintas generasi dari yang muda hingga tua untuk mendukung strategi pembangunan yang berkelanjutan,” ujar dia.

Sebagai mana disampaikan oleh Andhyta Firselly Utami, Environmental Economist & Co Founder Think Policy Society, 64 juta generasi muda bisa berpartisipasi dalam tingkat mikro, meso dan makro untuk mewujudkan donat ekonomi, sebuah paradigma baru pondasi sosial dan batas lingkungan.

Selain Afu, hadir pula Tanah Sullivan, Head of Sustainability PT Gojek Indonesia yang menceritakan tentang inisiatif GoGreener mereka. Gojek sudah menerapkan GoGreener sejak tahun 2019 dengan harapan dapat mengajak generasi muda dalam ekosistemnya untuk untuk turut mendorong pencapaian TPB, terutama di bidang lingkungan. Bahkan, Gojek terus berinovasi hingga kini menciptakan platform carbon offset mobile bagi penggunanya.

Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) sebagai asosiasi bisnis yang dipimpin oleh CEO dari perusahaan-perusahaan yang mempunyai komitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Kegiatan SDG Webinar Series oleh IBCSD ini secara khusus dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran  kaum muda dan semua pihak mengenai pentingnya peran kaum muda dalam agenda pembangunan berkelanjutan.

Beberapa nama yang turut berpartisipasi dalam webseries kali ini yaitu: Jessica Setiawan Manager, Risk Advisory  - Sustainability, Deloitte Indonesia; Tanah Sullivan, Head of Sustainability Gojek; Natasha Gabriela, Sustainability Senior Analyst APRIL Group;  Andhyta Firselly Utami, Environmental Economist & Co Founder Think Policy Society; serta Risky Murdiono, Youth Engagement UNFPA sebagai penanggap, dan sebagai moderator hadir pula Yosea Kurnianto, Deputy Director SDG Academy Indonesia.

Rangkaian webinar ini akan dilanjutkan dengan webinar seri ketiga dengan tema pendidikan pada tanggal 26 November mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement