Kamis 12 Nov 2020 05:31 WIB

Ada Ledakan di Jeddah Saat Peringatan Akhir Perang Dunia I

Terjadi ledakan di pemakamam non Muslim di Jeddah kala peringatan akhir erang Dunia I

Sebuah gambar menunjukkan bagian luar pemakaman non-Muslim di kota Jeddah Saudi di mana sebuah bom menghantam peringatan Perang Dunia I yang dihadiri oleh para diplomat Eropa pada 11 November 2020. Ledakan menyebabkan beberapa orang terluka di tengah kemarahan Muslim atas kartun Prancis.
Foto: Al Arabiya
Sebuah gambar menunjukkan bagian luar pemakaman non-Muslim di kota Jeddah Saudi di mana sebuah bom menghantam peringatan Perang Dunia I yang dihadiri oleh para diplomat Eropa pada 11 November 2020. Ledakan menyebabkan beberapa orang terluka di tengah kemarahan Muslim atas kartun Prancis.

IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Empat orang terluka dalam ledakan pada hari Rabu kemarin, di pemakaman non-Muslim di Jeddah Arab Saudi. Peristiwa ini selama upacara untuk memperingati gencatan senjata yang menandai akhir Perang Dunia 1

Acara di Pemakaman Khawajaat di kota pesisir ini dihadiri oleh para diplomat dari beberapa negara Eropa. Tidak jelas apakah ada pejabat yang hadir termasuk di antara mereka yang terluka.

"Acara mengenang akhir Perang Dunia Pertama di pemakaman non-Muslim di Jeddah, yang melibatkan beberapa konsulat jenderal - termasuk konsulat Prancis - menjadi sasaran serangan alat peledak pagi ini, yang menyebabkan beberapa luka, " kata salah satu kementrian yang tidak menyebutkan nama seperti di lansir Al Arabiya.

"Prancis mengutuk keras serangan pengecut yang tidak bisa dibenarkan oleh siapa pun."

Seorang pejabat Yunani mengatakan kepada Reuters empat orang terluka.

"Ada semacam ledakan di pemakaman non-Muslim di Jeddah. Ada empat luka ringan, di antaranya satu orang Yunani," kata pejabat Yunani itu kepada Reuters, yang menolak menyebutkan namanya.

Menurut situs berita Saudi Al Arabiya, seorang pegawai kedutaan Yunani dan seorang penjaga keamanan Arab Saudi termasuk di antara mereka yang terluka. Tetapi pemakaman tersebut telah diamankan dan situasinya saat ini stabil.

Image

Pasca serangan Rabu, Kedutaan Besar Prancis di UEA juga meminta warganya untuk waspada jika terjadi insiden lebih lanjut.

Bulan lalu, seorang warga negara Saudi dengan pisau melukai seorang penjaga di konsulat Prancis di Jeddah pada hari yang sama. Kala itu juga di negara lain, pada waktu yang sama juga terjadi peristiwa aksi kekeran saat seorang pria bersenjatakan pisau membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice di Prancis selatan.

Ledakan Rabu tersebut terjadi ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi sasaran kemarahan di sebagian besar dunia Muslim karena bersumpah untuk menghadapi Islamisme saat menghadiri upacara Hari Gencatan Senjata Perang Dunia I di Paris.

Beberapa negara menandai peringatan 102 tahun gencatan senjata yang ditandatangani oleh Jerman dan negara-negara Sekutu untuk mengakhiri perang.

Macron saat acara itu dengan keras membela hak untuk menerbitkan kartun yang dipandang menyinggung oleh beberapa orang, termasuk karikatur Nabi Muhammad yang dicetak oleh majalah satir Charlie Hebdo.

Kartun yang sama diperlihatkan oleh guru sejarah Prancis Samuel Paty kepada murid-muridnya di kelas saat mengajar tentang kebebasan berbicara. Akibatnya, kepalanya kemudian di penggal di luar Paris pada 16 Oktober 2020 menyusul kampanye online oleh orang tua yang marah atas pilihan materi pelajarannya.

Sikap Macron itulah yang membuat marah banyak Muslim. Imabasya juga kemudian memicu protes di beberapa negara di mana potret presiden Prancis dibakar, dan kampanye untuk memboikot produk Prancis.

Arab Saudi, rumah bagi situs-situs paling suci umat Islam, telah mengkritik kartun-kartun itu, tetapi "dengan keras" juga mengutuk serangan bulan lalu di Nice.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement