Rabu 11 Nov 2020 10:17 WIB

Dibuka Menguat, IHSG Diproyeksi Melemah Hari Ini

Penguatan IHSG pagi ini sejalan dengan bursa saham Asia yang dibuka menguat.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas didekat layar elektronik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika
Karyawan melintas didekat layar elektronik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona positif pada perdagangan Rabu (11/11). Indeks saham menguat tipis 0,23 persen atau naik 12 poin ke level 5.475,56. 

Pergerakan IHSG ini sejalan dengan bursa saham Asia yang dibuka menguat pada pagi ini. Meski demikian, indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir variatif seiring pudarnya euforia vaksin Covid-19. 

Baca Juga

Pergerakan Wall Street pun diperkirakan akan berdampak terhadap pergerakan IHSG. "Kami memperkirakan IHSG akan bergerak melemah terbatas pada hari ini," tulis riset Phillip Sekuritas Indonesi, Rabu (11/11). 

Riset menyebut, investor di Amerika Serikat (AS) mulai keluar dari saham yang bersifat defensif dan berhubungan dengan teknologi. Investor mulai memburu saham yang mengandung nilai (value stocks) dan saham yang bersifat Cyclical (bergerak sejalan dengan siklus ekonomi). 

Menurut riset, faktor yang dapat menghambat laju kenaikan indeks hari ini antara lain ketidakpastian paket stimulus fiskal AS yang dibarengi dengan kekhawatiran mengenai pengalihan kekuasaan (transition of power) kepada Presiden terpilih Joe Biden. 

Seperti diketahui, Donald Trump masih menolak menerima kekalahan dan bahkan terus mendorong penyelidikan atas kecurangan pemilu sehingga menunda terjadinya pengalihan kekuasaan serta perubahan kebijakan. 

Faktor lain yang memengaruhi pergerakan indeks adalah lonjakan jumlah kasus penularan Covid-19 global yang semakin serius. Di pasar komoditas, harga minyak mentah dunia naik lebih dari dua persen, terdongkrak oleh harapan vaksin Covid-19 akan segara tersedia. 

"Optimisme ini mengalahkan ekspektasi dampak negatif pada permintaan minyak akibat pemberlakuan kembali kebijakan Lockdown di sejumlah negara Eropa," tulis riset.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement