Rabu 11 Nov 2020 06:58 WIB

5.000 Muslim Kunjungi Masjid Nabawi

Pengunjung Masjid Nabawi harus mendaftar melalui aplikasi Eatmarna.

Rep: Mabruroh/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga melakukan shalat berjamaah pertama seusai Masjid Nabawi dibuka kembali. Saat itu ziarah ke Raudah al Sharifah juga bisa dilakukan.
Foto: thenationalnews.com
Warga melakukan shalat berjamaah pertama seusai Masjid Nabawi dibuka kembali. Saat itu ziarah ke Raudah al Sharifah juga bisa dilakukan.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Presidensi Umum Urusan Masjid Nabawi mengatakan, selama hampir delapan bulan Masjid Nabawi dan kamar Rasulullah ditutup karena Pandemi covid-19. Kini, masyarakat dan jamaah asing sudah bisa mengunjungi masjid dan raudah (kamar Nabi Muhammad).

Menurut Wakil Presiden Urusan Masjid Nabawi, Muhammad al- Khodari , pada fase ketiga dibukanya umrah, Masjid Nabawi juga telah terbuka untuk jamaah asing. Pembukaan dilakukan secara bertahap.

Baca Juga

"Pada fase ketiga dimulainya kembali umrah secara bertahap, 160 hingga 170 Muslim diizinkan untuk mengunjungi Masjid Nabawi dan raudah," kata Muhammad al- Khodari dilansir dari Alarabiya, Rabu (11/11).

Dan pada hari ini, kata al-Khodari, ada 4.000 hingga 5.000 Muslim mengunjungi masjid dan Rawdah.

Sebelum 1 November, hanya jamaah di Arab Saudi yang diizinkan melakukan umrah dan mengunjungi dua masjid suci di Makkah dan Madinah. Mereka juga harus mengikuti langkah-langkah pencegahan selama melakukan umrah, termasuk menggunakan masker dan menjaga jarak hingga dua meter dari orang lain.

Bagi yang ingin melakukan umrah dan shalat di dua masjid suci, terlebih dulu harus mendaftar melalui aplikasi Eatmarna. Pada aplikasi tersebut, pengunjung dapat meminta izin dan memilih waktu yang mereka inginkan untuk melakukan shalat di Masjid Nabawi.

Aplikasi ini dihadirkan untuk mencegah penumpukan jemaah dan antrean panjang saat hendak memasuki masjid. Selain mempersiapkan prosedur dan pengetatan aturan, mereka juga menjaga agar masjid Nabawi dan Rawdah tetap steril.

"Lantai, lorong, dan pintu Masjid Nabawi dan Rawdah secara teratur didesinfeksi menggunakan peralatan sterilisasi paling modern," kata kepresidenan umum.

Karpet di masjid juga disterilkan sepanjang hari. Alih-alih menempatkan sepatu mereka di tempat yang biasanya, tas khusus kini dibagikan kepada umat Islam sebagai tempat menyimpan (membawa) sepatu mereka sebelum mereka memasuki masjid untuk mencegah keramaian dan infeksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement