Rabu 11 Nov 2020 00:25 WIB

Zoom Sepakat Tingkatkan Keamanan Video Call

Komisi Dagang AS menuduh Zoom menipu pengguna dengan klaim keamanan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Aplikasi Zoom (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Aplikasi Zoom (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi Zoom setuju untuk menerapkan keamanan yang lebih baik terkait platform panggilan videonya berdasarkan kesepakatan dengan Komisi Dagang Amerika Serikat (AS) atau FTC. FTC mengatakan Zoom “menipu pengguna” dengan mengklaim memiliki end-to-end 256 bit encryption.

“FTC menuduh Zoom mempertahankan kunci kriptografi yang memungkinkan Zoom mengakses konten pertemuan pelanggannya dan mengamankan rapat Zoom, sebagian, dengan tingkat enkripsi yang lebih rendah dari yang dijanjikan,” ujar FTC, dilansir dari CNET, Selasa (10/11).

Baca Juga

Zoom diduga menyimpan beberapa pertemuan yang direkam tidak terenkripsi di servernya hingga 60 hari. Masalah keamanan Zoom terungkap ketika panggilan video marak dilakukan karena kebijakan karantina wilayah.

Menurut FTC, basis pengguna Zoom meningkat dari 10 juta pada Desember tahun lalu menjadi 300 juta pada April 2020. Namun, dengan berbagai insiden “zoombombings” yang kerap terjadi, Zoom ditekan untuk mengamankan koneksi pengguna.

“Selama pandemi, hampir semua orang-keluarga, sekolah, kelompok sosial, bisnis - menggunakan konferensi video untuk berkomunikasi, membuat keamanan platform ini lebih penting dari sebelumnya,” kata Direktur Perlindungan Konsumen FTC, dalam sebuah pernyataan.

“Tindakan ini akan membantu memastikan rapat Zoom dan data tentang pengguna Zoom dilindungi,” ujarnya.

Akibatnya masalahnya, Zoom membeli perusahaan keamanan pada Mei dan meluncurkan end to end encryption untuk panggilan video bulan lalu. Keluhan FTC juga menuduh Zoom “perangkat lunak yang diinstal secara diam-diam yang disebut Zoom Opener, yang memungkinkan komputer meluncurkan aplikasi tanpa izin dari pengguna. Hal ini pada gilirannya meningkatkan risiko pengawasan video jarak jauh oleh orang asing.

Zoom tidak mengakui atau menyangkal tuduhan dalam penyelesaian tersebut. Namun, Zoom setuju untuk menerapkan program keamanan informasi baru yang diamanatkan dalam 60 hari, termasuk menggunakan pengamanan yang lebih aman seperti otentikasi multi-faktor dan penghapusan data. Zoom juga akan mendokumentasikan potensi risiko setiap tahun dan cara-cara untuk memitigasi risiko tersebut, serta menerapkan program manajemen kerentanan.

Perusahaan panggilan video juga setuju untuk tidak membuat pernyataan yang salah tentang privasi, keamanan dan penggunaan data. Audit keamanan independen diperlukan setiap tahun. Zoom mengatakan keamanan adalah prioritas utama dan sudah mulai menerapkan sejumlah rekomendasi.

“Kami menganggap serius kepercayaan yang diberi pengguna pada kami setiap hari, terutama karena mereka mengandalkan kami untuk membuat mereka tetap terhubung melalui krisis global yang belum pernah terjadi sebelumnya ini,” kata juru bicara Zoom kepada CNET dalam pernyataan email.

“Resolusi hari ini dengan FTC sejalan dengan komitmen kami untuk berinovasi dan meningkatkan produk kami untuk berinovasi dan meningkatkan produk kami saat kami memberikan pengalaman komunikasi video yang aman,” ujarnya lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement