Selasa 10 Nov 2020 17:18 WIB

Bedah Warungku Selamatkan Warung Terdampak Pandemi

Program ini berupa subsidi 25 persen kepada pembeli di warung-warung rumahan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fuji Pratiwi
Belanja di warung kelontong (ilustrasi). Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga melakukan terobosan untuk menyelamatkan warung-warung rumahan di sana melalui program Bedah Warungku.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Belanja di warung kelontong (ilustrasi). Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga melakukan terobosan untuk menyelamatkan warung-warung rumahan di sana melalui program Bedah Warungku.

REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga melakukan terobosan untuk menyelamatkan warung-warung rumahan di sana. Pemkot Salatiga melihat, warung-warung kecil juga ikut menghadapi situasi sulit akibat pandemi Covid-19.

Melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Pemkot Salatiga menggalakan program Bedah Warungku. Program ini  mengajak warga Kota Salatiga untuk berbelanja di warung-warung maupun usaha kecil milik tetangga.

Baca Juga

Program Bedah Warungku tersebut memberikan subsidi sebesar 25 persen kepada setiap pembeli berbagai bahan kebutuhan pokok di warung-warung rumahan, yang ada di lingkungannya masing-masing.

"Kalau belanja hingga Rp 100 ribu cukup membayar Rp 75 ribu. Subsidi tersebut berlaku untuk pembelanjaan minimal Rp 20 ribu," kata ungkap Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Salatiga, Wuri Pudjiastuti, Selasa (10/11).

Wuri juga menjelaskan, setelah jumlah transaksi mencapai maksimal Rp 400 ribu, pemilik warung  bisa menukarkan kupon ke kantor Dinas Koperasi dan UKM Kota Saltiga dengan uang tunai.

"Kami berharap, dengan nilai yang tidak terlalu besar, perputaran uang di masyarakat bisa cepat berjalan dan perekonomianpara pemilik usaha warung kecil bisa kembali bangkit," kata dia.

Ia juga menambahkan, dalam program ini, setelah melakukan transaksi, pembeli akan mendapatkan kupon dan kupon itu akan diundi pada akhir tahun untuk mendapatkan beragam hadiah menarik. Hadiah yang diberikan berupa sepeda motor, laptop, sepeda, televisi, lemari es, kompor gas, dan barang-barang lainnya.

Selama masa pandemi ini, lanjut Wuri, para pelaku UKM dan usaha warung rumahan di Kota Salatiga banyak yang terpuruk. Sebab banyak sekolah yang menghentikan kegiatan belajar tatap muka sehingga banyak pedagang kehilangan pembeli.

Demikian pula warung-warung rumahan juga terus mengalami penurunan omzet akibat sepi pembeli. Karena itu perlu dilakukan terobosan untuk menyelamatkan dan membangkitkan usaha kecil tersebut dari keterpurukan.

Hingga saat ini, warung dan UKM yang mengikuti program Bedah Warungku tersebut sudah sekitar 400 unit. Untuk tahap pertama Pemkot Salatiga telah mengalokasikan pendanaan dari APBD Perubahan sebesar Rp 1 miliar. Tahap pertama program ini berlangsung dari Oktober sampai November 2020.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement