Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Kampanye, Daerah dengan Kenaikan Jumlah Covid-19 Bertambah

Selasa 10 Nov 2020 05:10 WIB

Red: Ratna Puspita

Komisioner Bawaslu Mochammad Afifuddin (kanan)

Komisioner Bawaslu Mochammad Afifuddin (kanan)

Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Kampanye tatap muka bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi jumlah kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan hasil pengawasan sebulan masa kampanye oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menyebutkan daerah yang mengalami kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 bertambah. Dari analisis Bawaslu pada 10 hari ketiga (16-25 Oktober), tujuh dari sembilan provinsi yang menggelar Pilkada 2020, mengalami kenaikan jumlah pasien terinfeksi Covid-19. 

"Makanya kehati-hatian harus ditingkatkan terutama bagi yang trennya naik terus seperti Sumatra Barat dan Kepulauan Riau. Belakangan, tiga komisioner KPU Kepulauan Riau juga positif," ujar anggota Bawaslu RI Mochammad Afifuddin kepada Republika, Senin (9/11). 

Baca Juga

Sumatra Barat menjadi provinsi yang secara terus menerus mengalami kenaikan jumlah kasus positif Covid-19, baik pada 10 hari pertama (26 September-5 Oktober), 10 hari kedua (6-15 Oktober), maupun 10 hari ketiga masa kampanye. Secara berurutan, kenaikan jumlah pasien positif Covid-19 Sumatra Barat ialah 149 orang, 163 orang, dan 1.103 orang.

Begitu pula Sulawesi Tengah, meskipun tingkat kenaikannya fluktuatif. Sementara Kepulauan Riau, pada 10 hari pertama dan kedua mengalami penurunan jumlah kasus positif Covid-19, tetapi terjadi kenaikan jumlah pasien positif Covid-19 pada 10 hari ketiga.

Pada 10 hari pertama dan kedua, terdapat lima provinsi yang mengalami kenaikan jumlah pasien terinfeksi Covid-19. Sedangkan, pada 10 hari ketiga, menjadi tujuh provinsi, antara lain Bengkulu, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Sumatra Barat.

Menurut Afif, peningkatan pelanggaran protokol kesehatan maupun kegiatan kampanye tatap muka bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi jumlah kasus Covid-19. Otoritas yang berwenang seperti dinas kesehatan maupun satgas penanganan Covid-19 pun tak dapat memastikan pasien terpapar dalam kegiatan pilkada.

Selain itu, dalam hasil pengawasan pun, meski ada provinsi yang mengalami kenaikan jumlah pasien terinfeksi Covid-19 saat kampanye tatap muka meningkat, ada juga provinsi yang jumlah kasus Covid-19 meningkat ketika kampanye tatap muka turun. Kemudian ada pula provinsi dengan jumlah kasus Covid-19 menurun, tetapi kegiatan kampanye tatap muka meningkat.

"Menurut saya faktor yang memengaruhi naik tidaknya positif Covid bermacam-macam, dari besarnya sampel yang diswab, kegiatan selain kampanye juga demikian," kata Afif.

Afif mengatakan, adanya penambahan daerah yang mengalami kenaikan jumlah pasien Covid-19, menjadi pengingat semua pihak untuk terus mematuhi ketentuan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Bawaslu pun fokus menangani pelanggaran protokol kesehatan saat pencegahan sudah dilakukan.

"Kita fokuskan ke pelanggaran protokol kesehatan. Lagian data Covid bukan data kita, tapi kita minta dan ambil dari data satgas," kata Afif.

Sumber : Antara
 
 

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler