Selasa 10 Nov 2020 03:30 WIB

Mengapa Allah SWT Bersumpah dengan Hari Kiamat?

Dalam surat al-Qiyamah Allah SWT bersumpang dengan Hari Kiamat

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Dalam surat al-Qiyamah Allah SWT bersumpang dengan Hari Kiamat Hari Kiamat (Ilustrasi)
Dalam surat al-Qiyamah Allah SWT bersumpang dengan Hari Kiamat Hari Kiamat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bicara hari kiamat, tidak bisa dilepaskan dari surat al-Qiyamah yang di dalamnya Allah SWT menggambarkan kedahsyatan akhir zaman itu. 

Dr Saiful Bahri, MA, alumni doktor jurusan tafsir dan ilmu-ilmu Alquran Universitas Al-Azhar Kairo Mesir menjelaskan hal itu dalam laman resminya.  

Baca Juga

Surat yang diturunkan di Makkah itu memaparkan tentang peristiwa dahsyat yang terjadi di hari kiamat kelak. Surat tersebut memuat suasana mengerikan bagi siapa pun terutama saat manusia dibangkitkan.

Lalu mengapa Allah SWT bersumpah demi Hari Kiamat? Apalagi sampai didahului 'la nafi lil qasam' pada ayat pertamanya. 

"Ayat pertama surah al-Qiyamah sangat menyentak: لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ "Aku bersumpah demi hari kiamat". Pada ayat ini Allah menggunakan 'lâ nafi lil qasam', yaitu menguatkan sumpah dengan cara menafikannya. Tujuannya untuk meng-counter pengingkaran orang-orang kafir," terang Saiful. 

Dia menjelaskan, Allah SWT bersumpah demi Hari Kiamat untuk menunjukkan betapa pentingnya hari kiamat dan juga sebagai jawaban bagi orang-orang yang mengingkari dan mendustakannya. Sebab, tak dapat dipungkiri bahwa banyak yang mengingkari Hari Kebangkitan yang pasti terjadi itu.

Padahal, saat Hari Kiamat terjadi, semua manusia akan menyesali dirinya. Mereka akan menyesal mengapa perbuatan baiknya di dunia tidak ditambah. Sedangkan mereka yang melakukan banyak keburukan, akan menyesali segala perbuatan buruknya itu.

"Karena semua kebenaran saat itu benar-benar terungkap. Cobalah kita renungi ayat berikutnya: وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ  'Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)' (QS 75 ayat 2)," paparnya, yang menambahkan bahwa sangat mengherankan jika manusia meragukan atau bahkan mengingkari hari penentuan itu.

Kemudian pada ayat 3 surah al-Qiyamah, Allah SWT berfirman:  

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ "Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?". Ayat ini menunjukkan bahwa kelak Allah SWT akan menyusun lagi bagian-bagian tubuhnya hingga sempurna.

Sebagaimana ayat 4 al-Qiyamah, Allah SWT memiliki Kuasa untuk menyusunnya sampai sempurna kembali. 

بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ "Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna" (QS 75 ayat 4). Namun, manusia terus saja melakukan perbuatan maksiat, sebagaimana ayat 5.

"Sayangnya, justru kebanyakan manusia memperturutkan hawa nafsunya. Kemudian memperbanyak maksiat serta menunda-nunda taubat. Tak segan-segan ia menantang Allah dan malah bertanya kapan hari kiamat (QS 75 ayat 6)," jelas Saiful.

Sumber:  https://saifulelsaba.wordpress.com/

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement