Senin 09 Nov 2020 20:16 WIB

Survei APJII: 73 Persen Masyarakat Terhubung Internet

Penetrasi pengguna internet di Indonesia naik 64,7 persen dari tahun 2018.

Sejumlah siswa belajar secara daring dengan memanfaatkan akses internet gratis dari Pemprov DKI Jakarta di Balai RW 02, Galur, Jakarta Pusat, Selasa (3/11/2020). Masyarakat di Pulau Jawa masih menjadi kontributor utama penambahan jumlah pengguna internet di Indonesia.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Sejumlah siswa belajar secara daring dengan memanfaatkan akses internet gratis dari Pemprov DKI Jakarta di Balai RW 02, Galur, Jakarta Pusat, Selasa (3/11/2020). Masyarakat di Pulau Jawa masih menjadi kontributor utama penambahan jumlah pengguna internet di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis Hasil Survei Jumlah Pengguna dan Penetrasi Internet 2019-2020 (Q2). Survei tersebut menunjukkan 73 persen masyarakat Indonesia telah terhubung internet.

"Saat ini, penetrasi pengguna internet Indonesia berjumlah 73,7 persen, naik dari 64,8 persen dari tahun 2018," ujar Sekretaris Jenderal APJII, Henri Kasyfi, dalam konferensi pers virtual, Senin.

Baca Juga

Merujuk proyeksi BPS, populasi Indonesia 2019 adalah 266 juta jiwa, sehingga pengguna internet Indonesia adalah 196,7 juta pengguna. Angka tersebut naik dari 171 juta jiwa pada 2018, atau naik 8,9 persen, yang berarti kenaikan berjumlah 25,5 juta pengguna.

"Tahun ini, kami akan terus mengalami kenaikan, sejalan dengan telah digelarnya berbagai infrastruktur, termasuk jaringan Palapa Ring dan sebagainya," kata Henri.

Namun, jika dibandingkan dengan riset pada 2018, kenaikan dari tahun sebelumnya adalah 10,12 persen atau 27,9 juta jiwa. Artinya, tahun ini "agak menurun secara absolut."

Sementara untuk kontribusi penetrasi, Jawa mendominasi 56,4 persen. Posisi berikutnya ditempati Sumatra sebanyak 22,1 persen, Sulawesi 7,0 persen, Kalimantan 6,3 persen, Bali dan Nusa Tenggara 5,2 persen, serta Maluku dan Papua 3,0 persen.

"Kalau kita lihat dari survei yang lalu, maka kontribusi kurang lebih berimbang. Di Jawa tahun ini ada 56,4 persen sebelumnya 55,7 persen. Ini menggambarkan bahwa infrastruktur di Jawa terus berkembang sehingga secara kontribusi nasional, dia tetap memberikan kenaikan," ujar Henri.

"Otomatis, jika di Jawa berkembang, maka kontribusi di lainnya agak sedikit menurun," kata dia.

Sementara itu, 10,2 persen masyarakat yang tidak menggunakan internet, mengaku tidak tahu bagaimana cara menggunakan teknologi internet. Menurut Henri, sosialisasi kembali menjadi kunci.

Perilaku pengguna

Pergeseran dalam berinternet terjadi dari tahun ke tahun. Jika dahulu PC menjadi perangkat utama untuk menggunakan internet, riset APJII 2019-Q2 2020 menunjukkan, sebanyak 73,2 persen tidak pernah menggunakan PC untuk berinternet.

"Kurang lebih saat ini orang menggunakan laptop ada 19,7 persen dan melalui smartphone ada 95,4 persen. Pengguna internet menggunakan smartphone untuk terhubung dengan internet," ujar Henri.

Mengenai cara mereka terhubung dengan internet sebanyak 97,1 persen menyampaikan menggunakan paket data atau kuota dari operator seluler. Hanya sedikit yang menggunakan fixed broadband.

"Ini tantangan kita bagaimana meninggikan atau meningkatkan fixed broadband ke depannya, bersama-sama dengan pemerintah tentu saja APJII siap bekerja sama untuk melakukan hal tersebut," kata Henri.

Tahun ini, APJII menghadapi kendala dalam melakukan survei. Biasanya, APJII melakukan survei tahunan pada Q1 namun karena terkendala pandemi survei baru dilakukan pada Q2 2020.

Survei tersebar di seluruh provinsi dan ibukota provisi, sesuai dengan sebaran angka Badan Pusat Statistik (BPS). Survei dilakukan dengan metode teknik sampling, dengan jumlah 7.000 sampel dan tingkat kesalahan mencapai 1,27 persen, sedangkan level of confidence 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan kuisioner.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement