Senin 09 Nov 2020 12:49 WIB

Taiwan Tuduh China Halangi Keterlibatan di WHO

Taiwan protes karena belum menerima undangan ke pertemuan penting WHO

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Warga menyeberang di jalanan Taipei, Taiwan.
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Warga menyeberang di jalanan Taipei, Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan belum menerima undangan ke pertemuan penting Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan ini yang diperkirakan akan fokus pada pandemi Covid-19. Kementerian Luar Negeri Taiwan menduga kondisi ini terjadi karena hambatan yang diberikan oleh China.

"Kementerian Luar Negeri mengungkapkan penyesalan dan ketidakpuasan yang kuat atas hambatan China atas Taiwan yang berpartisipasi dalam WHO dan WHO yang terus mengabaikan kesehatan dan hak asasi manusia dari 23,5 juta orang Taiwan," ujar pernyataan dari kementerian itu.

Baca Juga

Misi Amerika Serikat (AS) di Jenewa pekan lalu mendesak kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, untuk mengundang Taiwan ke badan pembuat keputusan WHO, Majelis Kesehatan Dunia (WHA). Namun,  Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan pulau itu belum mendapatkan undangan ke pertemuan virtual 194 negara anggota hingga Ahad (8/11) malam.

Menurut kementerian itu, penolakan WHO untuk mengundang Taiwan berdasarkan pertimbangan politik. Hal ini menjadi pelecehan terhadap klaim kesehatan untuk semua bagian.

Taiwan dikunci dari sebagian besar organisasi global seperti WHO karena keberatan China. Beijing menganggap pulau itu sebagai salah satu provinsi yang tidak memiliki hak atas negara berdaulat.

WHO menyerahkan keputusan kepada negara-negara anggota untuk mengundang Taiwan untuk mengamati pertemuan WHA. Negara ini telah mendapatkan banyak pujian secara internasional karena cepat menahan penyebaran virus corona.

Didukung oleh Amerika Serikat, Taiwan telah meningkatkan lobi tahun ini untuk ambil bagian dalam acara internasional sehingga membuat marah China. Misi China untuk PBB di Jenewa mengecam pernyataan AS yang terdistorsi. China mengatakan pulau itu hanya dapat mengambil bagian jika mengaku sebagai bagian dari Beijing.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement