Senin 09 Nov 2020 10:19 WIB

Azerbaijan Umumkan Bebaskan Kota Shusha dari Armenia

Shusha menjadi kota yang sangat penting dalam membebaskan wilayah Nagorno-Karabakh

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
 Petugas pemadam kebakaran memadamkan mobil yang terbakar setelah penembakan oleh artileri Azerbaijan selama konflik militer di Stepanakert, wilayah separatis Nagorno-Karabakh, Selasa, 3 November 2020. Pertempuran sengit yang melibatkan artileri berat, roket dan drone telah berkecamuk meskipun upaya internasional berulang kali untuk akhiri permusuhan.
Foto: AP/STR
Petugas pemadam kebakaran memadamkan mobil yang terbakar setelah penembakan oleh artileri Azerbaijan selama konflik militer di Stepanakert, wilayah separatis Nagorno-Karabakh, Selasa, 3 November 2020. Pertempuran sengit yang melibatkan artileri berat, roket dan drone telah berkecamuk meskipun upaya internasional berulang kali untuk akhiri permusuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengumumkan pembebasan Kota Shusha dari pendudukan Armenia, Ahad (8/11). Kota Shusha menjadi kota yang sangat penting dalam membebaskan wilayah Nagorno-Karabakh yang tengah diperebutkan.

"Setelah 28 tahun, azan akan didengar di Shusha. Kami membuktikan kepada dunia bahwa Nagorno-Karabakh adalah tanah Azerbaijan bersejarah," ujar Presiden Aliyev dalam pidatonya kepada bangsa dikutip laman Anadolu Agency, Ahad.

Baca Juga

"Pawai kemenangan kami terus berlanjut. Jika kepemimpinan Armenia tidak menanggapi tuntutan saya, kami akan pergi sampai akhir," kata Aliyev dalam pidatonya di Gang Martir di Ibu Kota Baku.

Shusha diduduki oleh Armenia pada 8 Mei 1992. Kemudian pada 27 September bentrokan baru terjadi. Sejak itu Armenia berulang kali menyerang warga sipil dan pasukan Azerbaijan, bahkan melanggar tiga perjanjian gencatan senjata kemanusiaan sejak 10 Oktober, menurut pihak Azerbaijan.

Hingga saat ini, setidaknya 92 warga sipil telah kehilangan nyawa, termasuk 11 anak-anak dan bayi, dan sekitar 404 orang, dengan setidaknya 36 anak di antara mereka, terluka dalam serangan baru-baru ini oleh pasukan Armenia. Demikian keterangan menurut Kepala Kantor Kejaksaan Azerbaijan.

Sebanyak 3.064 rumah dan 100 bangunan hunian multi apartemen hancur, sedangkan 504 fasilitas sipil rusak. Gencatan senjata kemanusiaan sementara yang ditengahi AS antara Azerbaijan dan Armenia mulai berlaku pada 26 Oktober.

Namun, gencatan senjata itu berumur pendek. Hanya beberapa menit setelah diberlakukan, pasukan Armenia kembali melanggar gencatan senjata.

Gencatan senjata pertama, yang dicapai pada 10 Oktober, dilanggar dalam waktu 24 jam karena serangan rudal Armenia di kota Ganja di Azerbaijan merenggut banyak nyawa sipil. Gencatan senjata lainnya pada 17 Oktober juga dilanggar oleh pasukan Armenia.

Hubungan antara dua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas atau Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional dan wilayah tetangga. Sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan termasuk Nagorno-Karabakh dan tujuh wilayah yang berdekatan, berada di bawah pendudukan Armenia secara ilegal selama hampir tiga dekade.

Sementara, kekuatan dunia telah menyerukan gencatan senjata yang berkelanjutan, Turki telah mendukung hak Baku untuk membela diri dan menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia. Berbagai resolusi PBB juga menyerukan penarikan pasukan penyerang.

sumber : https://www.aa.com.tr/en/azerbaijan-front-line/shusha-city-liberated-from-armenias-occupation-azerbaijan/2036192
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement