Sabtu 07 Nov 2020 20:48 WIB

PP Kagama: UMKM Harus Bertahan saat Pandemi

UMKM diminta manfaatkan teknologi agar bisa terus bersaing.

Webinar Kagama Yuk Motret (KYM) bertajuk
Foto: Dok. Kag
Webinar Kagama Yuk Motret (KYM) bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi mengakibatkan ekonomi nasional alami masa-masa sulit. Dampak ekonominya juga luar biasa. Jutaan orang di dunia alami PHK.

Demikian disampaikan Bendahara Umum Pengurus Pusat Keluarga Aumni Universitas Gadjah Mada PP Kagama, Yualita Widyadhari dalam Webinar Kagama Yuk Motret (KYM) bertajuk 'Fotografi untuk UMKM, Tips dan Trik Foto Produk pada Sabtu (7/11).

Acara KYM seri ke-6 ini digelar oleh PP Kagama diikuti oleh para pelaku UMKM dan fotografer penghobi foto produk.

Yualita menyebut, Indonesia merupakan negara yang didominasi oleh UMKM dari sisi jumlah pelaku usaha. Untuk itu, menurut Yualita,  penataan ekonomi pada saat dan pasca pandemi sangat bergantung pada keberhasilan pemerintah dan masyarakat membangkitkan UMKM. 

“Berdasarkan jumlah unit usaha  UMKM berkontribusi sebanyak lebih dari 99%.  Berdasar jumlah tenaga kerja, UMKM menyerap 97%. Dan berdasar kontribusi terhadap PDB, UMKM menyumbang 61% PDB nasional tahun 2018,” kata Yualita. 

Alumnus Fakultas Hukum UGM ini mengatakan, Covid-19 sangat berdampak pada UMKM. Data aduan yang masuk ke Kemenkop UKM (Maret – April 2020) sebanyak 1.332 UMKM yang tersebar di 18 provinsi kena dampak negatif akibat penyebaran virus corona. Rinciannya 917 UMKM (69%) mengalami penurunan omset penjualan;  119 UMKM (9%) mengalami kesulitan distribusi barang produksi; 179 UMKM (13%) mengalami kesulitan dalam akses terhadap modal usaha; 50 UMKM (4%) mengalami penurunan produksinya secara drastis hingga tidak melanjutkan produksi untuk sementara waktu

“Dampak Covid-19 secara umum pertama dari sisi penyediaan UMKM mengalami kesulitan faktor produksi, seperti tenaga kerja (karena PSBB atau protokol kesehatan) dan bahan baku produksi (disrupsi rantai pasok),” ujar Yualita.

Kemudian kedua pada sisi demand. UMKM mengalami penurunan permintaan konsumen yang khawatir akan penurunan income-nya (usaha tutup, dirumahkan, atau PHK).

“Ketiga, aspek finansial: revenue turun, cash flow turun, tidak mampu bayar utang, penurunan penilaian kredit, kesulitan memperoleh pembiayaan,” ujar alumnus magister kenotariatan UI ini

Melihat data-data di atas, kata Yualita, penting bagi pemerintah untuk menjaga ketahanan UMKM mengingat perannya dalam menyerap tenaga kerja dan dalam menghasilkan output PDB cukup signifikan. “Pemerintah dan masyarakat harus bersatu dan saling bahu-membahu membangun perekonomian yang berpihak pada UMKM,” ujar perempuan kelahiran Banjarmasin ini. 

Alumnus Pasca Sarjana Notariat UI ini mengatakan pemerintah melalui Kemenkop UKM telah mengeluarkan kebijakan seperti mengajukan stimulus daya beli produk UMKM dan koperasi. Kemudian, Program restrukturisasi dan subsidi suku bunga KUR. Lalu. Restrukturisasi kredit khusus bagi koperasi melalui LPDB KUMKM. Mengajak UMKM memproduksi masker, hand sanitizer, dan APD, mendorong pekerja UMKM sektor mikro untuk memanfaatkan kartu prakerja, mengupayakan BLT kepada UMKM, dan Relaksasi PPh 21, PPh impor, PPh 25 dan restitusi PPN untuk UMKM.

“Melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)  UMKM menjadi prioritas pemulihan dengan alokasi dana sebesar 123,46 triliun” ujar Yualita.

Lebih lanjut Yualitas menegaskan, kagama sebagai bagian dari masyarakat memiliki program kerja berupa pemberdayaan dari alumni, oleh alumni, dan untuk masyarakat.

Khususnya bagi mereka yang berminat atau sedang menjalani bisnis dapat mengikuti program KAGAMA Inkubasi Bisnis (KIB).

“Diharapkan program kerja ini dapat memberdayakan dan memfasilitasi alumni agar usahanya dapat berkembang dan naik kelas,” ujar Ketua umum Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP INI) ini.

“Poin penting yang perlu digaris bawahi di sini pada aspek teknologi: UMKM yang belum memanfaatkan teknologi digital sulit bertahan di tengah pandemi,” kata Yualita menambahkan.

Oleh karena itu, kata Yualita, penting bagi UMKM untuk memanfaatkan teknologi yang ada agar bisa bertahan dan syukur-syukur naik kelas. “Misalnya dengan meningkatkan kemampuan digital marketing, meningkatkan values dari produk dengan cara memanfaatkan visual yang baik pada produk yang dijual. Dengan cara itu omset bisa naik dan yang pada gilirannya dapat meningkatkan revenue,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement