Sabtu 07 Nov 2020 16:40 WIB

Tahanan Palestina Akhiri 103 Hari Mogok Makan

Otoritas penjara Israel akan membebaskan Maher Al-Akhras pada 26 November

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Seorang wanita memegang plakat yang mendukung Maher al-Akhras dari Palestina, 49, yang melakukan mogok makan setelah dia ditangkap dan ditempatkan dalam penahanan administratif oleh Israel pada akhir Juli, di luar penjara di Ramla, Sabtu, 24 Oktober 2020
Foto: AP/Mahmoud Illean
Seorang wanita memegang plakat yang mendukung Maher al-Akhras dari Palestina, 49, yang melakukan mogok makan setelah dia ditangkap dan ditempatkan dalam penahanan administratif oleh Israel pada akhir Juli, di luar penjara di Ramla, Sabtu, 24 Oktober 2020

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Seorang tahanan Palestina, Maher Al-Akhras, mengakhiri aksi mogok makannya pada Jumat (6/11). Dia berhenti mogok makan setelah 103 hari penahanannya di penjara oleh Israel yang menuduhnya menjadi anggota kelompok bersenjata.

The Palestinian Prisoners Society mengonfirmasi keputusannya dalam sebuah pernyataan resmi yang mengatakan otoritas penjara Israel akan membebaskannya pada 26 November. Al-Akhras (49 tahun) berasal dari kota Jenin, Tepi Barat.

Baca Juga

Dia pada Juli ditangkap di dekat Kota Nablus, Tepi Barat ke dalam penahanan administratif, sebuah kebijakan yang digunakan Israel untuk menahan tersangka tanpa dakwaan maupun pengadilan.

Dalam informasi terkini, dia akan menghabiskan 20 hari sampai dibebaskan di Rumah Sakit Kaplan, di mana dia akan menerima perawatan. Istrinya, Taghreed Al-Akhras, mengatakan aksi suaminya adalah kemenangan yang menentang penahanan.

"Maher mengatakan, kemenangan ini bukan untuk dirinya sendiri. Ini adalah kemenangan bagi semua rekannya yang menentang penahanan administratif dengan mogok makan," ujarnya dikutip laman Anadolu Agency, Sabtu.

"Pemogokannya membuat dunia mendengarkan suara para tahanan dan mengetahui tentang penderitaan mereka yang berada di bawah penahanan administratif," ujarnya menambahkan.

Dilansir laman Aljazirah, lima anggota parlemen Israel dari Daftar Gabungan Arab yang mengunjungi Maher di rumah sakit menyiarkan pengumuman untuk mengakhiri aksi mogok makan secara langsung di Facebook. Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh telah menuntut pembebasannya segera. Sementara warga Palestina dan warga Palestina di Israel telah mengadakan demonstrasi untuk mendukungnya.

Pada Agustus tahun ini, sekitar 355 warga Palestina termasuk dua anak di bawah umur, ditahan di bawah perintah penahanan administratif, menurut kelompok hak asasi manusia Israel B’Tselem. Banyak tahanan Palestina mengatakan mereka telah mengalami penyiksaan dan kekerasan selama di dalam tahanan. Ada banyak protes terhadap kondisi penjara yang buruk dalam beberapa tahun terakhir, termasuk beberapa aksi mogok makan.

Banyak narapidana juga menderita kelalaian medis di penjara. Narapidana harus membayar perawatan medis mereka sendiri dan tidak diberikan perawatan kesehatan yang memadai.

Sekitar 4.400 tahanan politik Palestina mendekam di penjara Israel, menurut badan Palestina. Angka tersebut mencakup 39 wanita dan 155 anak.

sumber : https://www.aa.com.tr/en/middle-east/palestinian-prisoner-ends-hunger-strike-after-103-days/2034937
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement