REPUBLIKA.CO.ID, WILMINGTON -- Kandidat presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berjanji proses penghitungan suara akan dilakukan. Sementara petahana Presiden AS Donald Trump bersikeras menolak hasil pemilihan presiden.
"Suara Anda akan dihitung, saya tidak peduli betapa keras orang berupaya menghentikannya, saya tidak membiarkan itu terjadi," kata Biden di hadapan wartawan dan pendukungnya, Sabtu (7/11).
Ia menambahkan, akan mencoba menjembatani masyarakat AS yang terpecah belah. Mantan wakil presiden Barack Obama itu juga pastikan akan mengatasi masalah-masalah besar yang dihadapi Negeri Paman Sam saat ini seperti pandemi dan perubahan iklim.
Trump tidak menunjukkan tanda-tanda menyerahkan kekuasaan dengan damai. Tim kampanyenya mengajukan gugatan hukum. Menurut para pakar, gugatan tersebut dapat memengaruhi hasil pemilihan. "Joe Biden harusnya tidak mengeklaim kantor kepresidenan. Saya juga bisa membuat klaim, proses hukum baru saja dimulai," cicit Trump di Twitter.
Di hari kelima penghitungan suara, kantor berita Reuters mencatat, Biden meraih 253 suara elektoral sementara Trump 214 suara. Partai Demokrat mulai gelisah belum ada stasiun televisi atau lembaga penghitungan suara yang mengumumkan kemenangan Biden.
Biden mengamankan 20 suara elektoral di Pennsylvania sehingga perjalanannya menuju 270 suara elektoral, jumlah minimal untuk meraih kemenangan, semakin dekat. Biden juga unggul di tiga negara bagian yang menentukan lainnya.
Mantan senator tersebut mempertahankan keunggulan di Nevada dan Arizona. Di Arizona, Biden unggul 29.861 suara, sementara di Nevada 22.657 suara. Di Georgia, ia juga memimpin dengan 4.289 suara. Di Pennsylvania Biden unggul 27.130 suara.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
