Ahad 08 Nov 2020 04:40 WIB

Kisah Mualaf Karima Razi, Islam Penuhi Kekosongan Hati (1)

Proses pencarian hidayahnya berlangsung selama tiga tahun.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Ani Nursalikah
Kisah Mualaf Karima Razi, Islam Penuhi Kekosongan Hati (1)
Foto: Sciencealert
Kisah Mualaf Karima Razi, Islam Penuhi Kekosongan Hati (1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karima mengikrarkan syahadatnya pada 20 September 1991. Jika kembali di lima tahun sebelum mengucap syahadat, dia tidak bisa membayangkan bisa menjadi seorang Muslim.

Proses pencarian hidayahnya berlangsung selama tiga tahun. Meski terasa melelahkan proses tersebut dilalui dia dengan gembira.

Baca Juga

"Setelah mengenal Islam persepsi saya tentang diri saya dan dunia berubah secara dramatis.  Beberapa keyakinan awal hancur begitu saja.  Kadang-kadang saya takut saya akan kehilangan diri  di lain waktu saya tahu bahwa jalan ini adalah takdir saya dan menerimanya," ujar dia. 

Sebelum mengenal Islam, Karima merasa hatinya merasa kosong dan butuh spiritual. Namun, saat itu tak ada keyakinan yang bisa diterimanya.

Dia hanya percaya seseorang hidup dengan prinsip humanis sekuler tanpa dikaitkan dengan spiritual dan nilai ketuhanan. Karima tinggal di negara minoritas Islam sehingga dia tidak mengenal agama lain selain agama mayoritas di negara tersebut.     

"Dengan merasakan kehampaan spiritual saya, saya memulai pencarian spiritual dan mempelajari berbagai agama secara mendalam. Namun, saya terlalu nyaman dengan hidup saya untuk itu," jelas dia.

Beruntung dia memiliki keluarga yang penuh kasih sayang dan selalu mendukung pilihan hidupnya. Begitu juga dengan teman-teman dekatnya yang berada di lingkungan positif sehingga Karima bisa menyelesaikan pendidikannya hingga universitas. 

Allah memilih hambanya yang diberikan hidayah. Perkenalan Islam merupakan takdir Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement