Jumat 06 Nov 2020 12:12 WIB

Penguatan Pancasila oleh BPIP Sesuai Perkembangan Zaman

BPIP terus menguatkan Pancasila di tengah masyarakat.

Penguatan Pancasila oleh BPIP Sesuai Perkembangan Zaman. Foto: Plt Deputi Hukum Advokasi dan Pengawasan Regulasi BPIP Dr Ani Purwanti saat menjadi pembicara pada seminar nasional BPIP di Blitar, Jumat (6/11).
Foto: Muhammad Hafil / Republika
Penguatan Pancasila oleh BPIP Sesuai Perkembangan Zaman. Foto: Plt Deputi Hukum Advokasi dan Pengawasan Regulasi BPIP Dr Ani Purwanti saat menjadi pembicara pada seminar nasional BPIP di Blitar, Jumat (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Saat acara seminar nasional bertajuk Advokasi Positif: Menggali Nilai-Nilai Pancasial dari Bumi Bung Karno yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di kantor Wali Kota Blitar, Jumat (6/11), sejumlah peserta mempertanyakan tentang perlukan penghidupan kembali P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Ini karena keresahan mereka tentang Pancasila yang semakin ditinggalkan oleh masyarakat.

Mendapat pertanyaan itu, Plt Deputi Hukum Advokasi dan Pengawasan Regulasi BPIP Dr Ani Purwanti mengatakan, BPIP memang tengah menyusun pendidikan Pancasila seperti P4. Namun, materi dan kurikulumnya disesuaikan dengan kondisi terkini.

Baca Juga

"Sehingga yang tadi ditanyakan apakah ada P4 untuk mengatasi masalah bangsa, Deputi Diklat BPIP sedang menyiapkan itu dan tentu saja dengan kekinian," kata Ani.

Nantinya, materi itu akan diajarkan di sekolah-sekolah, organisasi sosial politik, ormas, hingga ASN. Selain itu, dia juga menyinggung tentang akan diadakannya pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) lagi. Hal tersebut sedang disiapkan oleh Deputi Pengkajian dan Materi BP4.

Ani mengatakan, BPIP memang lahir untuk mengatasi masalah menurunnya rasa cinta tanah air di kalangan masyarakat. Kemudian, masuknya pengaruh ideologi asing yang tidak sejalan dengan Pancasila, hingga menurunnya cinta Tanah Air di kalangan generasi muda.

"Itu menjadi keresahan kita bersama dan BPIP lahir untuk menjawab masalah itu semua. Kami yang baru berusia dua tahun harus dihadapkan dengan pekerjaan rumah yang sangat luar biasa," kata Ani.

Ani juga mengatakan, mengajarkan nilai-nilai Pancasila itu tidak hanya dilakukan secara teori. Tetapi, bisa diajarkan dari keteladan dan nilai-nilai positif di masyarakat.

"BPIP hadir bukan dengan seustau yang sulit, ilmiah, dan membutuhkan kajian akademik, tapi juga hadir di praktik-praktik yang sudah dilakukan oleh masyarkat melalui kampung tematik. Karena, ini akan mengispirasi masyarakat lain," kata Ani.

Pada seminar itu, dihadiri oleh Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Dr Lia Kian yang juga menjadi pembicara dalam seminar. Kemudian, Wakil Kepala BPIP Prof Hariyono.  Selain itu, pembicara lainnya adalah pegiat Kampung Cyber di Kota Blitar Eka Sulistiyana dan pegiat Kampung Mujair di Blitar yaitu Boeing Kristiawan.

Dalam pemaparannya, dua pegiat kampung itu memaparkan tentang cara menggerakkan masyarakat untuk aktif terlibat dalam kegiatan memajukan kampung. Dan, inti dari itu adalah adanya musyawarah dan gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat.

Menanggapi hal itu, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Dr Lia Kian mengapresiasi para pegiat kampung itu. Menurutnya, cara-cara mereka menggerakkan masyarakat menularkan semangat kepada BPIP untuk terus membumikan Pancasila.

"Kami tertular dengan semangat kawan-kawan dari Blitar," kata Lia Kian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement