Jumat 06 Nov 2020 08:01 WIB

Gelombang Kedua Covid-19 di Prancis Berisiko Lebih Parah

Kasus Covid-19 di Prancis diperkirakan melonjak jika masyarakat abai.

Restoran tutup di salah satu sudut Kota Paris akibat lonjakan kasus Covid-19.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED BADRA
Restoran tutup di salah satu sudut Kota Paris akibat lonjakan kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Kesehatan Olivier Veran mengingatkan risiko yang mengintai saat gelombang kedua Covid-19 menghantam seluruh wilayah Prancis. Ia menyebut, kasus Covid-19 berpotensi lebih parah dari sebelumnya pada musim semi andaikan virus dibiarkan terus menyebar di level saat ini.

Prancis akan menyaksikan jumlah penderita Covid-19 di unit perawatan intensif (ICU) mencapai 6.000 jika masyarakat mematuhi penguncian lanjutan. Kalau abai, diperkirakan akan ada sekitar 7.000 penderita, menurut Veran.

Baca Juga

"Hari dan pekan berikutnya akan sulit," kata Veran saat konferensi pers, Kamis (5/11).

Prancis kini sedang berupaya keras melatih lebih banyak tenaga kesehatan. Veran mengatakan mahasiswa kedokteran bisa kembali diterjunkan untuk bala bantuan memerangi Covid-19.

Saat ini, jumlah keseluruhan kasus Covid-19 di Prancis mencapai 1,6 juta dengan total kematian sebanyak 39.037 jiwa. Seperti Inggris, Prancis juga memberlakukan penguncian wilayah nasional tahap kedua, yang berlangsung sampai akhir November tahun ini.

Warga diperintahkan tetap tinggal di rumah kecuali untuk urusan penting, pekerjaan untuk kepentingan publik dan urusan kesehatan. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, jika tak terkendali, risiko yang diakibatkan pandemi di saat gelombang kedua di Prancis ini akan lebih menyulitkan dibandingkan dengan gelombang pertama.

Toko-toko yang tak menjual kebutuhan pokok diperintahkan tutup, namun sekolah dan pabrik masih diizinkan melanjutkan kegiatan pada penguncian tahap kedua di Prancis ini.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement