Kamis 05 Nov 2020 22:41 WIB

Kota Mojokerto Jadi Barometer Pencegahan Terorisme di Jatim

Kota Mojokerto jadi barometer pencegahan terorisme di Jatim.

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
.
.

jatimnow.com - Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari menyebut bahwa tidak ada warganya yang terpapar paham radikalisme. Dari catatan itu, Kota Mojokerto bisa menjadi barometer pencegahan radikalisme dan terorisme di Jawa Timur.

Pernyataan Wali Kota Ika Puspitasari itu disampaikan dalam pidato sambutannya di acara 'Diskusi dan Deklarasi Perempuan Agen Perdamaian' yang digelar di Ballroom Hotel Ayola Sunrise, Mojokerto, Kamis (5/11/2020).

"Perempuan dalam hal ini sebagai ibu perannya dalam keluarga sangat penting, khususnya di era teknologi informasi ini. Peran ibu untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme di lingkungan keluarga sangat tidak terbantahkan. Sehingga acara ini sudah sangat tepat dan perlu disebarluaskan," ungkap Ita-sapaan akrabnya.

Ita menambahkan, perbaikan kualitas sumber daya perempuan ke depan mesti semakin ditingkatkan, khususnya dalam kapasitas dan perannya untuk mencegah dan menangkal radikalisme di lingkungan keluarga dan sekitarnya.

"Peran perempuan Mojokerto mesti diperkuat guna menjadikan kotanya sebagai barometer pencegahan terorisme di Jatim," ungkap Ita.

Diskusi dan deklarasi ini diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jatim.

BNPT dan FKPT Jatim menggelar Diskusi dan Deklarasi Perempuan Agen Perdamaian di Kota Mojokerto

Acara dihadiri 70 orang peserta perempuan yang terdiri dari kades perempuan, ASN perempuan, organisasi perempuan serta ormas anggota Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Jatim.

Sementara Ketua Umum BKOW Jatim, Fatma Saifullah Yusuf menyebut bahwa radikaliame dan terorisme menjadi kekhawatiran bersama.

"Efek negatif radikalisme dan terorisme bisa berbahaya bagi kita semua, termasuk warga sipil. Perempuan mesti tampil sebagai solusi cegah tangkal terorisme dari keluarga," papar Fatma.

Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan menambahkan, peran perempuan sebagai agen perdamaian harus tersosialisasi secara masif di Jatim.

Diskusi itu juga menghadirkan tiga narasumber yaitu Setyo Pranowo, Kasie Partisipasi dan Pemberdayaan BNPT; Nurul Barizah, Kabid Perempuan dan Anak FKPT Jatim dan Siti Hanifa, Manager AAMAN Indonesia.

Setyo Pranowo menyatakan, BNPT berharap semua pihak ikut berperan aktif dalam proses pencegahan radikalisme dan terorisme.

"FKPT mesti mampu membangun kerjasama dengan semua pihak agar bisa mempelopori proses pencegahan dengan keterlibatan aktif masyarakat dalam hal radikalisme dan terorisme," sambung Setyo.

Sedangkan Nurul Barizah menambahkan, keberhasilan Kota Mojokerto yang memastikan tidak ada warganya yang terpapar radikalisme harus jadi contoh dan bisa direplikasi di Jatim.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement