Kamis 05 Nov 2020 21:39 WIB

Warga Selo Boyolali Disiagakan Hadapi Status Siaga Merapi

Warga di sejumlah desa di Kecamatan Selo disiagakan untuk menghadapi dampak erupsi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Gunung Merapi terlihat jelas dari Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Kamis (5/11). BPPTKG menaikkan status Gunung Merapi dari Waspada menjadi pada Siaga pada Kamis (5/11) siang. Dan warga diminta mewaspadai peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Aktivitas vulkanik Merapi saat ini bisa berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Gunung Merapi terlihat jelas dari Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Kamis (5/11). BPPTKG menaikkan status Gunung Merapi dari Waspada menjadi pada Siaga pada Kamis (5/11) siang. Dan warga diminta mewaspadai peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Aktivitas vulkanik Merapi saat ini bisa berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk.

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI - Warga di sejumlah desa di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali disiagakan untuk menghadapi dampak erupsi Gunung Merapi setiap saat. Hal ini menyusul peningkatan status aktivitas vulkanik gunung itu dari waspada ke siaga, Kamis.

Kepala Desa Jrakah Kecamatan Selo, Tumar, mengaku telah mengumpulkan tim siaga desa. Mereka dikumpulkan untuk pembekalan dan sosialisasi terkait kesiapsiagaan masyarakat menghadapi peningkatan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Ia mengaku sekitar pukul 12.30 WIB mendapat informasi kenaikan status aktivitas vulkanik gunung itu dari tim relawan Desa Jrakah.

Baca Juga

Tumar menekankan pentingnya masyarakat di kawasan Gunung Merapi untuk tetap tenang tapi meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan situasi gunung Merapi. Jika sewaktu-waktu Merapi erupsi, masyarakat sudah harus siap dengan berbagai perbekalan, termasuk surat-surat penting, untuk mengungsi.

Kesiagaan itu, terutama bagi mereka yang tinggal di dusun yang masuk kawasan rawan bencana (KRB). Sejumlah pedukuhan di Desa Jrakah yang masuk KRB III yakni Sepi, Sumber, Jarak, dan Jrakah.

"Suatu saat terjadi erupsi mereka tinggal membawa bekalnya atau tas koper ke tempat pengungsian," katanya, Kamis.

Terkait dengan pengungsian, Pemerintah Desa Jrakah sudah menjalin kerja sama Program Desa Persaudaraan dengan Desa Karanggeneng, Kabupaten Boyolali. Jika Merapi sewaktu-waktu erupsi, warga Jrakah mengungsi ke Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali. Namun, evakuasi warga ke pengungsian harus menunggu instruksi Pemkab Boyolali.

Kepala Desa Klakah Marwoto mengemukakan pihaknya melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah tokoh warga dan relawan desa untuk menyikapi peningkatan status aktivitas vulkanik Merapi. Selain itu, ia berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali.

Koordinasi ini terkait pengangkutan pengungsi dan logistik di tempat pengungsian. Selain itu dikoordinasikan pula penerapan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 dalam proses evakuasi dan di tempat pengungsian.

"Untuk mempersiapkan semuanya. Namun, kami berharap naiknya status Merapi tidak ada kejadian hal yang tidak diinginkan," ungkap Marwoto.

Kepala BPBD Kabupaten Boyolali Bambang Suningharjo menjelaskan pemkab sudah melakukan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan erupsi Merapi sejak 21 Juni 2020, ketika terjadi erupsi terakhir. Daerah setempat yang masuk KRB III erupsi Gunung Merapi yakni Desa Klakah, Jrakah, dan Selo.

Kesiagaan itu antara lain menyiapkan 100 ribu masker untuk mencegah warga dari gangguan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan logistik lainnya untuk membantu warga di pengungsian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement