Kamis 05 Nov 2020 20:48 WIB

BRI Syariah Jaga Momentum Pertumbuhan Sehat

BRIS mengoptimalikan digitalisasi, pembiayaan selektif, dan restrukturisasi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Bank BRIsyariah melaksanakan public expose kinerja kuartal III 2020, Kamis (5/11). BRIS menjaga momentum pertumbuhan pesat dengan sejumlah strategi pengelolaan risiko.
Foto: Dok. BRIsyariah
Bank BRIsyariah melaksanakan public expose kinerja kuartal III 2020, Kamis (5/11). BRIS menjaga momentum pertumbuhan pesat dengan sejumlah strategi pengelolaan risiko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) menjaga momentum pertumbuhan pesat dengan sejumlah strategi pengelolaan risiko. Direktur Utama BRI Syariah, Ngatari menyampaikan, pertumbuhan kinerja yang signifikan di berbagai sisi pada kuartal III 2020 dijaga untuk tetap berkualitas.

"Di tengah pandemi Covid-19, BRI Syariah melakukan sejumlah langkah agar pertumbuhan bisnis bank tetap sehat," kata Ngatari dalam konferensi pers Public Expose BRIS di Jakarta, Kamis (5/11).

Baca Juga

Antara lain optimalisasi layanan perbankan digital sebagai langkah adaptive operations, selektif dalam menyalurkan pembiayaan serta melakukan restrukturisasi sebagai pre-emptive strategies for sustainable financing portfolio. BRIS juga meningkatkan pencadangan hingga per September 2020 mencapai 91,13 persen.

Menurutnya hingga akhir tahun pencadangan akan terus ditingkatkan hingga 100 persen. Selain itu, risiko juga dimitigasi dengan berbagai langkah teknis seperti pengawasan secara detail per nasabah, hingga per marketing officer. Juga, konsentrasi di segmen yang tidak terlalu terpengaruh pandemi.

 

Direktur Bisnis Ritel BRI Syariah Fidri Arnaldy menambahkan, BRIS juga mengembangkan pengelolaan risiko secara teknologi digital. Sehingga bank bisa mendeteksi berbagai potensi risiko, misal nasabah punya pembiayaan di bank lain atau tidak, dan lainnya.

Pengembangan ini juga meningkatkan produktivitas marketing officer dengan fokus pada rencana kerja yang jelas. Termasuk pengembangan dalam melihat berbagai potensi penetrasi di daerah.

"Kita lihat banyak segmen yang masih sangat luas potensinya, KUR, pesantren, komunitas," kata Fidri.

Kinerja pembiayaan BRI Syariah pada September 2020 tercatat naik 57,9 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 40,3 triliun. Dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) turun dari 4,45 persen pada September 2019 menjadi 3,35 persen (yoy).

Di sisi aset, BRI Syariah juga membukukan pertumbuhan 51,4 persen (yoy), menjadi Rp 56 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 72,69 persen menjadi Rp 48,7 triliun pada September 2020. Laba BRI Syariah tumbuh signifikan mencapai 237 persen menjadi Rp 191 miliar. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement