Kamis 05 Nov 2020 20:35 WIB

Turun 12 Persen, Bank OCBC NISP Bukukan Laba Rp 1,95 Triliun

Penyaluran kredit Bank OCBC NISP turun satu persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Anjungan tunai mandiri (ATM) Bank OCBC NISP di Jakarta.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Anjungan tunai mandiri (ATM) Bank OCBC NISP di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank OCBC NISP Tbk membukukan laba bersih senilai Rp 1,95 triliun pada kuartal tiga 2020. Adapun realisasi laba bersih mengalami penurunan 12 persen secara tahunan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 2,22 triliun.  

Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan penurunan kinerja karena perusahaan memilih untuk menambah pencadangan sebagai bantalan mengantisipasi pemburukan kredit. Meski pendapatan bunga bersih masih mampu naik secara moderat, tetapi beban pencadangan naik secara signifikan yakni lebih dari dua kali lipat.

Baca Juga

"Tekanan terhadap indikator makro ekonomi tahun mempengaruhi jumlah pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang berpengaruh pada laba," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (5/11).

Menurutnya perusahaan akan meneruskan berbagai inisiatif yang telah berjalan dengan baik untuk menjaga kinerja yang berkelanjutan. Perusahaan berupaya mengoptimalisasi beban operasional, sehingga produktivitas dan efisiensi dapat terus ditingkatkan, serta penyaluran dan pengelolaan kredit yang berhati-hati menjaga kualitas aset yang sehat.

Adanya penambahan pencadangan yang dilakukan dan penjagaan kualitas kredit, rasio non-performing loan (NPL) gross tercatat masih tetap level 1,8 persen, sama seperti September 2019. Namun NPL net masih tetap mengalami kenaikan yakni dari 0,8 persen menjadi 0,9 persen. 

“Realisasi tersebut masih di bawah rata-rata NPL industri perbankan,” ucapnya.

Dari sisi penyaluran kredit, hingga akhir September 2020 senilai Rp 118,91 triliun atau turun satu persen dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 119,94 triliun. Adapun dari sisi penghimpunan dana, jumlah pendanaan yang dihimpun perusahaan tumbuh 16 persen dari Rp 132 triliun menjadi Rp 153,39 triliun. 

“Hal ini membuat kondisi likuiditas perusahaan sangat longgar dengan LDR sebesar 77,3 persen dan LFR 75,5 persen,” 

Menurutnya kesehatan keuangan perusahaan juga terjaga dengan baik pada kuartal tiga 2020, terlihat dari rasio kecukupan modal berada pada level 21 persen dan rasio ketersediaan dana untuk memenuhi kewajiban atau Liquidity Coverage Ratio sebesar 186 persen.

“Kemampuan OCBC NISP untuk terus tumbuh secara berkelanjutan ini didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan fokus strategi bank dalam meningkatkan dana murah, mempercepat akselerasi digital dan konsistensi menjaga kualitas kredit,” ucapnya.

Per akhir September 2020, jumlah dana murah OCBC NISP tumbuh 28 persen yoy. Kenaikan ini didorong pengembangan layanan digital melalui internet banking maupun aplikasi mobile banking ONe Mobile dan Velocity@OCBCNISP.

"Kinerja positif ini juga menjadi modal kami untuk terus memberikan dukungan kepada seluruh nasabah baik individu maupun korporasi agar dapat terus melaju jauh bersama meraih aspirasi keuangannya sekaligus berkontribusi untuk turut menggerakkan perekonomian Indonesia situasi yang menantang ini,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement