Kamis 05 Nov 2020 17:11 WIB

Efek Pilpres AS, IHSG Ditutup Menguat 3 Persen

Indeks saham Asia sore ini mayoritas ditutup di zona hijau.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Layar elektronik menunjukan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (5/11).Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika
Layar elektronik menunjukan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (5/11).Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (5/11). Sepanjang sesi pertama hingga kedua, IHSG melaju di teritori positif dan berakhir di level 5.260,32 atau menguat 3,04 persen. 

Sejalan dengan pergerakan bursa domestik, indeks saham Asia sore ini mayoritas ditutup hijau. Penguatan bursa saham dinilai sebagai respons positif investor terhadap hasil pilpres Amerika Serikat (AS). 

Baca Juga

"Euforia kemenangan Joe Biden atas Donald Trump membuat pasar saham regional terapresisai cukup tinggi," tulis riset Phillip Sekuritas Indonesia, Kamis (5/11).  

Hang Seng memimpin dengan apresiasi 3,25 persen. Selanjutnya, Strait Times berada di posisi kedua dengan apresiasi 2,61 persen dan diikuti Nikkei 225 sebesar 1,73 persen serta Shanghai 1,30 persen.

Phillip Sekuritas Indonesia menilai kemenangan Joe Biden akan berdampak positif bagi negara-negara emerging market, termasuk Indonesia. Sebabnya, perang dagang AS dengan China kemungkinan akan berakhir. 

Selain itu Biden juga berencana menaikkan pajak korporasi serta stimulus fiskal yang lebih besar. Hal ini berpotensi mengarahkan aliran dana asing masuk ke negara emerging market seperti Indonesia.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2020 mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 3,49 persen yoy. Realisasi ini lebih dalam dibandingkan estimasi pasar sebesar negatif 3 persen. sampai negatif 3,13 persen. 

Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, menambahkan, sentimen lainnya yang mendorong penguatan bursa saham yaitu outlook positif dari perbankan di Indonesia dimana pemerintah optimistis omnibus law berdampak positif pada sektor bank.

Pemerintah juga optimistis NPL perbankan tidak akan lebih dari 5 persen. "Rentetan hal positif tersebut mampu menggeser stigma negatif dari indikasi resesi Indonesia yang mencatatkan pertumbuhan PDB yang negatif selama dua kuartal berturut-turut," tutur Lanjar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement