Kamis 05 Nov 2020 15:19 WIB

Pemerintah Mesir Ubah Bangunan Antik Jadi Hotel

Proyek pengubahan bangunan antik jadi hotel diketahui menjadi yang pertama di Mesir.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Wakala Al-Sultan Qaytbay
Foto: Arab News
Wakala Al-Sultan Qaytbay

REPUBLIKA.CO.ID, CAIRO -- Kementerian Purbakala Mesir memiliki rencana mengubah bangunan Wakala Al-Sultan Qaytbay di Kairo menjadi bangunan komersil. Proyek ini diketahui menjadi yang pertama di Mesir.

Situs arkeologi Islam tersebut rencananya akan didesain ulang sebagai hotel. Biaya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan ini diperkirakan sekitar 6,3 juta USD atau Rp 90,7miliar.

Dilansir di Arab News, Kamis (5/11), lingkungan bersejarah karavanserai ini adalah penginapan di tepi jalur perdagangan tempat para musafir beristirahat dan memulihkan tenaga dari perjalanan panjang. Kompleks ini bermula di era Mamluk pada akhir abad ke-15.

Keberadaaan bangunan ini diprakarsai oleh Sultan Al-Malik Al-Ashraf Abu Al-Nasr Qaytbay, salah satu penguasa negara bagian Mamluk Sirkasia, yang kemudian memerintah Mesir. Dia sangat menyukai arsitektur dan seni, yang tercermin dari monumen abadi yang ditinggalkan.

Wakala Al-Sultan Qaytbay adalah salah satu contoh bangunan Islam terindah dan memiliki ciri khas arsitektur di era Mamluk. Terdiri dari tiga lantai dan menghadap ke halaman dalam yang luas, lantai dasarnya digunakan untuk perdagangan sementara dua lantai di atas untuk tempat tinggal.

Direktur Jenderal Proyek Pembangunan Kairo yang Bersejarah, Arkeolog Mahmoud Abdel-Baset, mengatakan proyek itu dijadwalkan selesai pada 2021. Proyek tersebut akan menghadirkan hotel unik sembari melestarikan warisan arkeologi kuno.

Abdel-Baset menambahkan, hotel tersebut nantinya akan dilengkapi dengan perabotan yang sesuai dengan sejarah dan lokasi bangunan. Toko-toko di bagian depan kompleks akan dipertahankan dan terus dilanjutkan sebagai outlet komersial bagi wisatawan dan pengunjung.

Penanggung jawab Proyek Pembangunan Kairo yang Bersejarah ini mengatakan keuntungan ekonomi dari hotel akan berkontribusi pada kelangsungan pemeliharaan bangunan. Tak hanya itu, Kairo ingin menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara kompleks dan komunitas sekitarnya.

Proyek ini dipimpin oleh Kementerian Pariwisata dan Purbakala dengan dana dari Kementerian Perumahan, Otoritas Kairo Fatimiyah. Supervisor Unit Teknik di proyek Kairo yang Bersejarah, Hania Mamdouh, membenarkan jika Piagam Venesia untuk Konservasi dan Pemulihan Monumen dan Situs serta persyaratan kementerian pariwisata untuk hotel warisan telah diperhitungkan.

Tim disebut akan menggunakan batu bata yang berbeda dari yang ditemukan pada konstruksi aslinya. Hal ini guna menjamin pengunjung dapat dengan mudah membedakan antara dua era pembangunan.

Mamdouh juga mengatakan, bata merah berlubang digunakan karena lebih ringan dan tidak mempengaruhi integritas struktur elemen asli fasilitas tersebut. Batu bata sebelumnya digunakan dalam upaya restorasi dari tahun 1940-an.

Pemilik salah satu toko di kawasan itu, Haji Samir, mengatakan proyek tersebut khusus dilakukan untuk masyarakat sekitar. Sebelumnya, lokasi itu adalah tempat kotor yang diabaikan oleh pejabat pemerintah.

"Dulu, pembersih tidak berfungsi. Sekarang semuanya benar-benar berbeda, dan wilayah ini akan menjadi global dalam arti sebenarnya," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement