Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

MPR: Rakyat Harus Miliki Hikmat dan Kebijaksanaan di Pilkada

Rabu 04 Nov 2020 21:33 WIB

Red: Hiru Muhammad

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid  mengatakan rakyat harus memiliki hikmat dan kebijaksanaan ketika memilih dalam Pilkada Serentak 2020 karena jika tidak, maka akan lahir pemimpin yang memiliki legitimasi namun tidak bisa bekerja.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan rakyat harus memiliki hikmat dan kebijaksanaan ketika memilih dalam Pilkada Serentak 2020 karena jika tidak, maka akan lahir pemimpin yang memiliki legitimasi namun tidak bisa bekerja.

Foto: MPR
Demokrasi yang ada saat ini mulai bergeser dari nilai-nilai sila keempat Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan rakyat harus memiliki hikmat dan kebijaksanaan ketika memilih dalam Pilkada Serentak 2020 karena jika tidak, maka akan lahir pemimpin yang memiliki legitimasi namun tidak bisa bekerja.

"Kalau rakyat tidak pintar, tidak memiliki hikmat dan kebijaksanaan, maka ketika memilih pasti memilih pemimpin yang tidak memiliki hikmat dan kebijaksanaan. Kalau rakyatnya suka dengan money politics, maka pemimpinnya pasti melakukan politik uang," kata Jazilul dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/11).

Hal itu dikatakan Jazilul dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR di Sunset Springs Beach Retreat, JlRaya Bayan, Desa Ganggelang, Lombok Utara, Selasa (3/11).

Menurut Gus Jazil, sapaan Jazilul Fawaid, demokrasi yang ada saat ini mulai bergeser dari nilai-nilai sila keempat Pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. "Sekarang ini tidak ada lagi hikmat, tidak ada lagi kebijaksanaan. Politik uang bukan hanya rakyatnya saja, tetapi calon pemimpin juga memberikan iming-iming,” katanya.

Dia menilai, pelaksanaan dan penerapan nilai-nilai sila keempat Pancasila memang agak sulit, salah satu perwujudan sila keempat adalah pilkadaserentak pada 9 Desember 2020, rakyat memiliki kedaulatan untuk menentukan dan memilih pemimpin.

Menurut dia, demokrasi adalah cara untuk menentukan pemimpin agar memiliki legitimasi melalui pemilihan, padahal persoalannya bukan soal legitimasinya namun apakah pemimpin mampu membangun dan memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. "Pemimpin seperti itu yang dipilih rakyat, yang memiliki hikmat dan kebijaksanaan," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Jazil menilai para pendiri bangsa telah mempersiapkan kemerdekaan dan dasar negara, para pendiri bangsa duduk bersama mencari apa yang menjadi landasan atau dasar negara. "Para pendahulu memberikan modal yang luar biasa, yaitu Pancasila. Dari sekian banyak nilai-nilai yang ada dalam masyarakat Indonesia diperas hanya menjadi lima nilai," katanya.

Karena itu MPR menyosialisasikan nilai Pancasila dan tiga pilar lainnya yaitu UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat Pilar MPR adalah komitmen kita sebagai warga negara bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari beragam suku dan adat, budaya dan agama. "Keragaman itu harus diikat dalam bingkai persatuan. Kalau ada Empat Pilar, Indonesia akan kuat," ujarnya. Karena itu Gus Jazil meminta kepada masyarakat Lombok Utara untuk menghidupkan, mempraktikan, dan menjalankan nilai-nilai Empat Pilar agar Indonesia tetap utuh dan lestari.

 

Sumber : antara
  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler