Rabu 04 Nov 2020 15:05 WIB

Muhammadiyah Sumbar: MTQ Harus Sederhana Tapi Khidmat

Muhammadiyah Sumbar berharap, MTQ digelar sederhana, khidmat, dan tujuannya tercapai.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
MTQ (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
MTQ (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Shofwan Karim mengatakan, gelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Nasional XXVIII tahun 2020 di Sumatra Barat kali ini akan berlangsung dalam situasi berbeda karena diadakan di masa pandemi Covid-19. Menurut Shofwan, MTQ harus memperhatikan protokol kesehatan supaya tidak menciptakan klaster penularan baru.

"Panitia perlu menyederhanakan banyak hal untuk antisipasi penularan virus korona. Jadi, harapan kami dari Muhammadiyah, adakan MTQ yang sederhana, khidmat, dan tercapai tujuan untuk membudidayakan Alquran," katanya kepada Republika, Rabu (4/11).

Shofwan menyebut, semua pihak yang akan terlibat dalam MTQ kali ini baik itu panitia, peserta, pemerintah, dan masyarakat harus sama-sama menyadari akan pentingnya menjaga diri dari penularan virus. Ia mengingatkan untuk berikhtiar meningkatkan imunitas. Kemudian, tidak lupa memperhatikan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Mulailah kesadaran protokol itu dari hati nurani, dalam pikiran, dan diikuti dengan perbuatan," ujarnya.

Shofwan melihat, upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 sudah cukup baik. Sumbar, kata dia, pernah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sekarang, upaya yang dilakukan dengan menegakkan Peraturan Daerah (Perda) Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Orang-orang yang tidak taat dengan protokol kesehatan diberi sanksi hukum.

Ia juga mengingatkan peserta dan panitia tidak larut dalam euforia pelaksanaan acara yang kemudian secara tidak sadar menciptakan kerumunan. Panitia, menurut dia, harus terus mengawal kafilah-kafilah yang datang sejak dari bandara, di perjalanan atau di atas bus, di penginapan, dan di tempat acara agar konsisten menerapkan protokol kesehatan supaya tidak ada celah penularan virus yang berpotensi membuat klaster baru.

Panitia pun, lanjut dia, tidak perlu menyuguhkan acara seperti pelaksanaan MTQ di tahun-tahun sebelumnya. Ajang dua tahunan ini biasanya dilaksanakan dengan meriah dengan syiar luas. Sekarang, panitia dan peserta harus menahan diri dan fokus pada tujuan inti dari pelaksanaan MTQ untuk meneruskan budi daya seni baca kitab suci Alquran.

"Saat ini, kita pertimbangkan mana yang betul-betul menjadi pokoknya saja. Untuk mencetak hafiz dan hafizah terbaik di negeri ini," kata Shofwan menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement