Rabu 04 Nov 2020 13:26 WIB

Penanganan Banjir Jakarta, Anies: Ada Tantangan Tiga Penjuru

Jakarta terancam banjir akibat hujan di pegunungan, hujan lokal, dan kawasan pesisir.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Foto: Republika/Mimi Kartika
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, dalam menangani banjir di Ibu Kota, ada tantangan dari tiga penjuru yang harus dihadapi jajarannya. Anies menyebut, pihaknya harus siaga terhadap potensi banjir akibat hujan lebat di wilayah pegunungan, hujan lokal, dan juga di kawasan pesisir.

"Tahun ini apel diselenggarakan di pesisir untuk mengirimkan pesan kepada semuanya bahwa perhatian kita pada penanganan banjir bukan saja air dari pegunungan, bukan saja hujan lokal, tetapi juga di kawasan pesisir pantai," kata Anies saat Apel Siaga Menghadapi Musim Hujan di Jakarta Pusat, Rabu (4/11).

Pertama, sambung Anies, hujan lokal yang terjadi secara intensif berpotensi mengakibatkan genangan dan banjir. Kedua, jika terjadi hujan lebat di daerah pegunungan, maka air hujan akan mengalir ke wilayah pesisir, yakni Jakarta.

"Yang ini kita memiliki waktu untuk bersiap karena perjalanan air dari Bendung Katulampa sampai Jakarta sekitar sembilan sampai sepuluh jam. Tiga jam sampai Depok, enam jam dari pintu Depok sampai Manggarai," ucapnya.

Tantangan terakhir, yakni banjir akibat permukaan laut yang meninggi di kawasan yang permukaan tanahnya lebih rendah. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya banjir rob.

Anies menuturkan, tahun ini akan terjadi fenomena La Nina. Fenomena ini diprediksi bakal mengakibatkan anomali cuaca berupa peningkatan curah hujan di Indonesia, termasuk di Jakarta.

Sementara itu, sambung dia, kapasitas sistem drainase di Jakarta rata-rata hanya mampu menampung curah hujan sebanyak 100 milimeter (mm) per hari. Anies pun menargetkan Jakarta tidak dilanda banjir jika curah hujan lokal di bawah 100 mm. "Apabila hujan lokal di bawah 100 mm, ditargetkan tidak boleh terjadi banjir," ujarnya.

Namun, apabila curah hujan melebihi 100 milimeter, maka Anies menegaskan agar jajarannya di lapangan harus siaga untuk menangani terjadinya banjir. "Tanggung jawab kita menyiapkan seluruh kekuatan untuk bisa mengeringkan dalam waktu kurang dari enam jam," jelas Anies.

Di sisi lain, Anies menuturkan, ada dua indikator kesuksesan dalam penangangan penanganan banjir di Ibu Kota. Dua indikator itu adalah banjir harus surut dalam kurun waktu enam jam dan tidak ada korban jiwa akibat banjir.

"Satu, memastikan seluruh warga selamat, tanggung jawab kita memastikan seluruh masyarakat semua selamat, jangan ada korban. Indikator kedua adalah genangan bisa surut dalam waktu kurang dari enam jam," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement