Rabu 04 Nov 2020 13:15 WIB

Kisah Akbar, Pemulung yang Viral karena Membaca Alquran

Laz Al-Hilal berhasil menemukan Akbar, pemulung yang viral karena membaca Alquran

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Akbar (kiri) didampingi Direktur LAZ Al-Hilal Iwan Setiawan (kanan) membaca Al-Quran di Kantor Pusat Pesantren Yatim Al-Hilal, Jalan Gegerkalong Hilir, Kota Bandung, Rabu (4/11). Muhammad Al-Gifari atau Akbar yang sehari-hari menjadi pemulung tersebut kini menjadi sosok yang viral dan menjadi perhatian masyarakat karena fotonya yang sedang membaca Al-Quran saat menunggu hujan reda di Jalan Braga, Kota Bandung. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Akbar (kiri) didampingi Direktur LAZ Al-Hilal Iwan Setiawan (kanan) membaca Al-Quran di Kantor Pusat Pesantren Yatim Al-Hilal, Jalan Gegerkalong Hilir, Kota Bandung, Rabu (4/11). Muhammad Al-Gifari atau Akbar yang sehari-hari menjadi pemulung tersebut kini menjadi sosok yang viral dan menjadi perhatian masyarakat karena fotonya yang sedang membaca Al-Quran saat menunggu hujan reda di Jalan Braga, Kota Bandung. Foto: Abdan Syakura/Republika

IHRAM.CO.ID, BANDUNG - Akbar (16), nama panggilan dari Muhammad Al-Gifari merupakan sosok yang viral di media sosial. Ia yang sehari-hari menjadi pemulung menjadi perhatian masyarakat karena fotonya yang sedang membaca Alquran saat menunggu hujan reda di Jalan Braga, Kota Bandung.

Usai viral di media sosial, sejumlah lembaga kemanusiaan dan sosial berupaya mencarinya. Tim Pesantren Al-Hilal berhasil menemukannya sedang memulung di Jalan Cikole, Lembang pada Selasa (3/11).

Saat ditemui di Kantor Laz Al-Hilal, Direktur Laz Al-Hilal, Iwan Setiawan bercerita pihaknya menerima informasi dari masyarakat tentang anak tersebut pada Ahad (1/11) lalu. Dari situ, tim pun langsung berupaya mencari anak tersebut.

"Jadi Ahad malam, sosmed Al-Hilal banyak yang ngetag foto itu termasuk akun pribadi pengurus, akhirnya ketua yayasan membuat status dan kalau menemukan anak itu hubungi kami. Akhirnya tiga orang (tim), driver dan dua orang pengurus mencari keberadaannya di Braga," ujarnya kepada Republika, Rabu (4/11).

Menurutnya, pihaknya memusatkan pencarian anak tersebut di Jalan Braga dengan mewawancarai sejumlah orang dan memperlihatkan foto yang viral tersebut pada Senin (2/11) kemarin. Namun, ia mengatakan pencarian pada hari tersebut tidak menemukan hasil.

"Senin tidak menemukan, tim laporan ke ketua yayasan dilanjutkan pencarian tapi tidak ke Braga. Kami bikin status lagi (mengumumkan ke publik) kami mencari tapi belum ketemu," katanya.

Lalu pada Selasa (3/11) ketika tim Al-Hilal berangkat ke Subang untuk menyerahkan bantuan wakaf Alquran, beras dan lainnya ke tiga pesantren, justru menemukan Akbar. Tepatnya ketika dalam perjalanan di Cikole, Lembang. Salah seorang pengurus melihat sekilas seorang anak pemulung yang sedang duduk menggunakan pakaian yang berbeda di foto.

"Pas pulang (dari Subang) masih ada, dilihat didekati anak mirip dengan yang difoto. Lalu ditanyakan bawa Alquran gak, disuruh baca Alquran dan difoto dari samping ada kemiripin. Lalu bilang ke ketua yayasan dan disuruh dibawa ke pesantren," katanya.

Menurutnya, anak tersebut mengaku berasal dari Garut namun tidak ingin kembali ke ke sana dan lebih baik ke pesantren. Ia mengatakan, anak tersebut mau ikut ke pesantren karena salah satunya melihat kendaraan yang digunakan pengurus terdapat tulisan pesantren.

"Kebetulan mobil ada tulisan pesantren dia mau, kalau gak ada tulisan mungkin gak mau. Kita ke sana gak niat mencari tapi takdir," ungkapnya.

Ia pun mengatakan berdasarkan pengakuan anak tersebut, ia ke Bandung untuk mencari pekerjaan. Neneknya pun berpesan agar ia tak meninggalkan sholat dan tetap membaca Alquran. "Dia minta izin ke Bandung mencari pekerjaan kata neneknya boleh asal selama di Bandung jangan tinggal sholat dan baca Alquran," katanya.

Iwan melanjutkan, Akbar merupakan anak putus sekolah dan berasal dari keluarga yang telah berpisah. Ia sendiri menurutnya diasuh oleh kakek dan neneknya. Saat ini pihaknya akan membawa Akbar ke Garut untuk meminta izin kepada keluarganya agar dapat diasuh di pesantren. Selain itu bantuan pun sudah berdatangan untuknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement