Rabu 04 Nov 2020 09:20 WIB

Warga Antusias Berikan Suara dalam Pemilihan Presiden AS

Pandemi tak menyurutkan warga AS datang langsung ke tempat pemungutan suara

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Tommy Tye merayakan ulang tahun pertamanya dengan mendampingi ayahnya, Russell Tye, untuk memberikan suara di Sekolah Dasar Alanton, Selasa, 3 November 2020, di Virginia Beach, Va.
Foto: Kaitlin McKeown/The Virginian-Pilot via AP
Tommy Tye merayakan ulang tahun pertamanya dengan mendampingi ayahnya, Russell Tye, untuk memberikan suara di Sekolah Dasar Alanton, Selasa, 3 November 2020, di Virginia Beach, Va.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dalam kondisi pandemi virus corona global, para partisipan masih tetap mendatangi tempat pemungutan suara meski mengantre dan terjadi beberapa kendala. Padahal, mereka bisa memanfaatkan pemberian suara secara dini atau melalui pengiriman pos.

Terlihat antrean panjang dan laporan sporadis tentang tempat pemungutan suara yang dibuka terlambat pada Selasa (3/11). Terjadi pula masalah peralatan di negara bagian di Pennsylvania, Ohio, Texas, dan Georgia.

Baca Juga

“Banyak orang takut untuk keluar dan memilih hari ini dan bagi saya, saya tidak ingin takut menghentikan saya untuk memberikan suara pada Hari Pemilu,” kata Sadiyyah Porter-Lowdry yang memberikan suara di sebuah gereja di Charlotte, Karolina utara.

Mereka yang memberikan suara pada Hari Pemilihan termasuk beberapa yang ingin memberikan suara melalui surat tetapi menunggu terlalu lama untuk meminta surat suara atau tidak menerima surat suara mereka tepat waktu. Kondisi tersebut dialami Kaal Ferguson yang berencana memberikan suara melalui surat tetapi khawatir dia tidak memiliki cukup waktu untuk mengirim kembali surat suara.

Kekhawatiran itu membuat pria 26 tahun ini melakukan pemilihan langsung di Atlanta, meskipun ada kekhawatiran dia bisa terkena Covid-19 oleh sesama pemilih. “Jelas setiap orang memiliki hak untuk memilih. Namun, agak menakutkan mengetahui bahwa tidak ada tempat hanya bagi mereka untuk memberikan suara jika mereka memilikinya, sehingga Anda dapat dengan mudah tertular," ujarnya.

Sedangkan beberapa orang lain mungkin terbujuk oleh retorika kandidat pejawat Donald Trump yang menyerang pemungutan suara melalui pos dan perubahan sistem dalam pengiriman surat suara. "Saya tidak ingin melihat ada tukang pos. Saya suka berdiri di sini, melihat orang-orang saya sendiri, menunggu dalam antrean dan melakukan tugas sipil saya," kata James Jenkins.

Jenkins adalah pensiunan tukang kayu dan mekanik yang menunggu sekitar 15 menit sebelum pemungutan suara dibuka di West Philadelphia. Dia memilih Biden sekitar satu jam kemudian.

Informasi yang salah tentang prosedur pemilu dan ancaman campur tangan asing menguat menjelang hari pemilu. Pemerintah menyusun rencana untuk melindungi dari serangan siber, melawan informasi yang salah, dan memperkuat infrastruktur pemilu yang diuji dengan pemungutan suara awal yang masif dan tindakan pencegahan pandemi.

Badan keamanan siber di Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan belum melihat tanda-tanda yang jelas dari aktivitas dunia maya yang berbahaya pada Selasa. Namun, pejabat Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS (CISA) juga mengatakan masih terlalu dini untuk mengumumkan kemenangan.

"Sudah tenang dan kami percaya diri akan hal itu tetapi kami belum keluar dari masalah,” kata seorang pejabat senior CISA.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement