Selasa 03 Nov 2020 23:29 WIB

Pertanian Masyarakat Baduy Kian Berkembang

Pertanian masyarakat Baduy mampu penuhi ketersediaan pangan.

Pertanian masyarakat Baduy mampu penuhi ketersediaan pangan (Foto: masyarakat Baduy)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pertanian masyarakat Baduy mampu penuhi ketersediaan pangan (Foto: masyarakat Baduy)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak mengapresiasi pertanian masyarakat Baduy. Pasalnya, pertanian masyarakat Baduy mampu memenuhi ketersediaan pangan dan meningkatkan ekonomi keluarga mereka.

"Kami menilai inovasi bercocok tanam warga Baduy kini sudah berkembang dan memberikan kontribusi pangan bagi masyarakat," kata Kepala Distanbun Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Selasa (3/11).

Baca Juga

Masyarakat Baduy yang tinggal di tanah hak ulayat Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, kata dia, hingga kini belum pernah mengalami kelaparan. Masyarakat Baduy, lanjut dia, bercocok tanam di lahan ladang dengan sistem pola tumpang sari tanaman padi huma, sayur-sayuran, jahe, dan buah-buahan.

Selama ini, kata dia, mereka memenuhi kebutuhan pangan keluarga dengan setiap tahun menyimpan gabah hasil panen padi huma di lumbung pangan atau leuit. Saat ini, jumlahnya mencapai 4.000 lumbung.

"Jika gabah itu disimpan rata-rata dua ton/lumbung dengan 4.000 lumbung maka produksi gabah mencapai 8 ribu ton. Persediaan pangan itu dipastikan surplus dengan penduduk di atas 11.000 jiwa," katanya.

Tetua Adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija, mengatakan, saat ini jumlah penduduk Baduy mencapai 11.600 jiwa terdiri dari laki-laki 5.870 orang dan perempuan 5.750 orang. Penghasilan andalan masyarakat Baduy, kata dia, semuanya dari hasil pertanian ladang dan kerajinan tenun, madu lebah, tas koja, serta gula aren.

"Semua warga Baduy itu bertani ladang untuk memenuhi ketersediaan pangan dan ekonomi keluarga," katanya.

Sementara itu Tarwinah (50) seorang warga Baduy mengatakan, selama ini dirinya belum pernah menjual padi huma atau beras dari hasil panen selama enam bulan itu. "Kami bersama warga Baduy lainnya belum mengalami kerawanan pangan, meskipun terjadi pandemi COVID-19," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement