Rabu 04 Nov 2020 04:15 WIB

Menlu UEA Bela Macron

Menlu UEA mengatakan Prancis berhak mencari cara mencapai tujuannya.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Menlu UEA Bela Macron. Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Anwar Gargash.
Foto: AP Photo/Kamran Jebreili
Menlu UEA Bela Macron. Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Anwar Gargash.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Uni Emirat Arab (UEA) memberikan dukungannya di belakang Presiden Prancis Emmanuel Macron atas rencana mengintegrasikan lebih lanjut warga Muslimnya ke dalam masyarakat Prancis. Dalam wawancara pada Senin (2/11) dengan harian Jerman Die Welt, Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengatakan Prancis berhak mencari cara mencapai tujuannya.

Gargash sendiri menyangkal tuduhan Macron ingin semakin memarjinalkan Muslim di negara itu. Sebaliknya, Gargash menuding Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperbesar api ketidakpuasan di Prancis setelah insiden pemenggalan seorang guru sekolah di Prancis dan serangan teroris di sebuah gereja di Nice bulan lalu.

Baca Juga

Ia lantas menuduh Erdogan mempromosikan bentuk politik Islam guna memantapkan dirinya sebagai pemimpin dunia Muslim Sunni dan memperluas pengaruh Turki. "Dengan serangannya ke Prancis, Erdogan memanipulasi isu agama untuk tujuan tertentu," kata Gargash, dilansir di Ahval News, Selasa (3/11).

Dalam wawancara tersebut, Gargash memuji Macron atas kesediaannya untuk menghadapi kebijakan Turki yang dia lihat sebagai bagian dari upaya untuk membangun kembali Kekaisaran Ottoman. Menurutnya, Eropa membutuhkan sikap bersatu terhadap Turki.

 

photo
Infografis Daftar Negara Bereaksi Keras pada Prancis - (Republika.co.id)

 

"Di mana pun Erdogan melihat celah atau kelemahan, dia menggunakannya untuk mendapatkan kekuasaan," kata Gargash kepada Die Welt.

Prancis dan UEA berada di pihak yang sama dalam melawan Turki dalam beberapa tahun terakhir ini. Paris dan Abu Dhabi mendukung Field Marshal Khalifa Haftar di Libya timur, sementara UEA mendukung Prancis serta Yunani dan Siprus melawan klaim maritim Turki di Mediterania timur.

Setelah serangan di Nice, pemimpin UEA Putra Mahkota Mohammed bin Zayed (MbZ) menelepon Macron dan mengutuk serangan itu sebagai tindakan yang kontradiksi dengan ajaran Islam. Sejak pembunuhan guru bernama Samuel Paty dan serangan di Nice, Macron dikritik habis-habisan karena membela karikatur Nabi Muhammad SAW. Protes pecah di seluruh dunia Muslim terhadap pernyataan dan sikap Macron.

Sementara itu, Erdogan menyerang Macron secara pribadi atas pernyataannya tentang Islam dan menyerukan pemboikotan barang-barang Prancis. Para pemimpin Eropa lantas balik mengecam pernyataan Erdogan sebagai solidaritas dengan Macron.

https://ahvalnews.com/uae/uae-foreign-minister-backs-macron-slams-erdogan-over-muslim-integration

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement