Senin 02 Nov 2020 22:04 WIB

Benarkah Rasulullah SAW Hidup Seperti Raja atau Kaisar?

Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok sederhana yang bersahaja

Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok sederhana yang bersahaja Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok sederhana yang bersahaja Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, Mereka yang tidak mengenal sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW dari sumber yang otoritatif mungkin membayangkan kehidupan pribadi beliau di penuhi dengan kenikmatan dan kesenangan badani layaknya raja dan para kaisar. 

Namun kenyataannya, menurut Muhammad al- Ghazaly, kehidupan Nabi Muhammad SAW bersama para istrinya merupakan kehidupan yang keras dan jauh dari ambisi serta nafsu duniawi. 

Baca Juga

Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang mengarahkan perhatian seluruh manusia kepada idealisme tertinggi dan kepada sesuatu yang berada di sisi Allah SWT (Fiqhus Sirah, tt: 733). Nabi Muhammad bersabda: 

رِبَاطُ يَومٍ في سَبيلِ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وما عَلَيْهَا، ومَوْضِعُ سَوْطِ أَحَدِكُمْ مِنَ الجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وما عَلَيْهَا

“Berjuang di jalan Allah, di pagi hari atau di malam hari, lebih baik daripada dunia dan seisinya. Dan kubangan air surga jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR Bukhari).

Rasulullah adalah cermin pribadi yang sangat menghargai perempuan dengan adab Islaminya. Mahmud al–Mishri mengatakan, mustahil untuk mendapatkan teladan suami yang setara sepanjang zaman karena meskipun Nabi Muhammad SAW sangat sibuk dengan ibadah dan mengurusi umatnya, beliau tetap tampil sebagai suami ideal yang siap membantu istrinya dalam berbagai urusan rumah tangga (35 Sirah Shahabiyah, 2012: 119). 

Aisyah RA pernah ditanya tentang apa yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW di dalam rumah. Ia menjawab, “Ia membantu pekerjaan istrinya sampai mendengar azan, beliau baru keluar.” (HR Bukhari). Suatu perilaku yang sangat jarang ditemui dalam diri seorang laki-laki, terlebih mereka yang memiliki kekuatan dan kekuasaan. 

Selain itu, Nabi Muhammad juga terkenal dengan sifatnya yang lembut dan penyayang. Ia tidak pernah mengafirmasi kekerasan terhadap perempuan. Meskipun ada hadis yang membolehkan suami memukul istri dengan pukulan yang tidak melukai apabila sang istri terbukti melakukan kejahatan, Rasullullah selama hidupnya tidak pernah memukul siapa pun kecuali dalam perang. Aisyah RA memberikan kesaksiannya, “Nabi Muhammad tidak pernah memukul apa pun dengan tangannya. Beliau tidak pernah memukul istri atau pelayan, kecuali memukul ketika sedang berjihad di jalan Allah. Beliau juga tidak pernah membalas dendam kepada orang yang menyakitinya kecuali jika aturan Allah dilanggar. Saat itulah beliau membalasnya karena Allah SWT.” (HR Muslim) . 

Ibnu Qayyim al-Jauziah juga menegaskan kelembutan pribadi Nabi Mu ham mad SAW. Menurutnya, Nabi Muhammad bahkan tidak pernah membuat sang istri terkejut ketika masuk ke dalam kamar. Beliau masuk sambil mengucapkan salam dengan lembut agar sang istri tahu bahwa yang masuk bukan orang lain. (Zadul Ma’ad, Jilid 2, 1998: 381).

Ayat-ayat Alquran dengan jelas memerintahkan agar kaum laki-laki memperlakukan perem puan dengan cara yang baik. Se hingga, apabila terjadi kasus ketika se orang muslim melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya, hal tersebut haruslah dimaknai bahwa laki-laki tersebut berbuat zalim karena lemahnya iman dan kurangnya pemahaman terhadap ajaran Islam.  

* Naskah ini bagian dari artikel karya Dr Dinar Dewi Kania yang tayang di Harian Republika 2014.

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement