Senin 02 Nov 2020 13:55 WIB

UGM Kembangkan Rumput Unggul Radiasi Sinar Gamma

Rumput Gama Umami bisa dipanen hingga enam kali dalam setahun.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Rumput/ilustrasi
Foto: scottsurovell.blogspot.com
Rumput/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan rumput Gama Umami. Itu merupakan mutasi rumput gajah yang telah diradiasi sinar gamma, sehingga menghasilkan rumput yang lebih unggul dibandingkan jenis tetuanya.

Rumput gajah dipilih karena jenis unggul, disukai ternak ruminansia, dan cocok dikembangkan negara tropis seperti Indonesia. Ketua Peneliti dan Dosen FP UGM, Ir Nafiatul Umami mengatakan, rumput bisa dipanen hingga enam kali dalam setahun.

Baca Juga

"Mutasi radiasi sinar gamma dapat memengaruhi morfologi, anatomi, dan fisiologi tanaman, sehingga menghasilkan tanaman lebih unggul. Aplikasi radiasi sinar gamma digunakan ke organ vegetatif, bunga dan biji tanaman rumput gajah," kata Nafi, Senin (2/11).

Ia menerangkan, rumput gajah yang mengalami penyinaran radiasi Gamma diseleksi. Lalu, didapatkan rumput Gama Umami dari penyinaran 100 Gray. Radiasi sinar gamma sendiri tidak meninggalkan residu radioaktif dalam meterial yang diradiasi.

Penelitian dilakukan bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) lewat PAIR atau Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi. Radiasi pengaruhi bulu rumput Gama Umami yang lebih sedikit, pengaruhi palatabilitas atau kemampuan ternak mengecap makanan.

Hasil pertumbuhan vegetatif dan morfologi rumput gajah Gama Umami lebih baik dibandingkan dengan tetuanya. Sebab, sinar gamma didasarkan ke interaksi dengan atom atau molekul dalam sel, terutama air, untuk menghasilkan radikal bebas.

"Radikal bebas tersebut dapat merusak atau memodifikasi komponen penting dari sel tumbuhan, misalnya bisa memengaruhi morfologi, anatomi, biokimia, dan fisiologi tanaman yang dapat menghasilkan tanaman yang lebih baik dan unggul," ujar Nafi.

Dari pengujian, rumput gajah Gama Umami memiliki pertumbuhan vegetatif. Tinggi antara 3,4-3,7 meter, panjang 3,7-3,8 meter, panjang daun 1,1-1,3 meter, panjang ruas 12-15,3 centimeter, diameter batang 2,2 centimeter, dan jumah tunas 41-50.

Pengujian juga dilakukan melihat produksi biomassa dan komposisi kimia rumput Gama Umami. Menunjukkan jika rumput Gama Umami sangat baik jika diberi ke ternak ruminansia dilihat dari produksi yang tinggi dan kandungan kimia yang baik.

Rumput ini telah dikenalkan dan dikembangkan oleh peternak, terutama di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Peternak dari Banyumas, Cahyo Kurmai menuturkan, pengembangan rumput Gama Umami di lahannya memberi hasil yang memuaskan.

"Gama Umami memiliki daun lebih hijau dibandingkan dengan rumput lainnya. Selain itu, tidak ada bulu halus bahkan jika kita tidur di atas daun tersebut tidak akan merasa gatal dibandingkan jika kita tidur di atas daun rumput gajah," kata Nafi.

Dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus menambahkan, selain sebagai pakan ternak rumput ini diuji dan diproses menjadi biofuel. Kandungan serat pdi batang rumput salah satu bahan penghasil etanol, bisa sebagai sumber energi alternatif.

"Berpotensi dalam memasok bahan bakar cair, padat, dan gas untuk pengganti bahan bakar fosil. Namun, masih dibutuhkan pengujian lebih lanjut, agar nantinya dapat dikembangkan di Indonesia," ujar Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement