Senin 02 Nov 2020 09:17 WIB

Kekhawatiran Gelombang Kedua Covid Tekan IHSG ke Zona Merah

Pasar saham Indonesia melakukan penyesuaian terhadap pergerakan pasar luar negeri.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona negatif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (2/11). Indeks saham melemah 0,39 persen melanjutkan pelemahan dari perdagangan sebelumnya ke level 5.108,02.
Foto: Prayogi/Republika
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona negatif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (2/11). Indeks saham melemah 0,39 persen melanjutkan pelemahan dari perdagangan sebelumnya ke level 5.108,02.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona negatif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (2/11). Indeks saham melemah 0,39 persen melanjutkan pelemahan dari perdagangan sebelumnya ke level 5.108,02.

Direktur Anugerah Investama Sekuritas, Hans Kwee, mengatakan pasar saham Indonesia di awal pekan ini melakukan penyesuaian terhadap pergerakan pasar luar negeri yang cenderung terkoreksi. Salah satu sentimen yang mendorong pelemahan yaitu naiknya kasus Covid-19. 

Baca Juga

Peningkatan kasus telah mendorong Jerman dan Prancis mengumumkan pembatasan di sektor bisnis. Prancis mengharuskan warga tinggal di rumah mulai Jumat. 

Sementara Jerman akan menutup bar, restoran, dan teater mulai 2 November hingga akhir bulan. Pemerintah Inggris juga memperketat pembatasan dengan kenaikan kasus selama sembilan hari terkahir. 

"Kenaikan kasus Covid-19 yang diikuti langkah penguncian akan sangat menganggu pemulihan ekonomi dan berpotensi mendorong pasar keuangan terkoreksi," kata Hans, Senin (2/11).

Selain itu, lanjut Hans, musim laporan keuangan kuartal III masih menjadi perhatian pelaku pasar. Data dari Refinitiv menunjukan sekitar 260 perusahaan dari dalam Indeks S&P 500 telah melaporkan kinerjanya pada kuartal ke tiga. Ada 85 persen melaporkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan. 

Menurut Hans, hal yang sama juga akan terjadi di emiten BEI karena penerapan PSBB transisi mendorong ekonomi naik. Namun, sebagian saham mulai terkoreksi lebih disebabkan aksi ambil untung dan ancaman gelombang kedua Covid-19 serta langkah yang diambil banyak negara dengan melakukan penguncian kembali.

Hans menambahkan pelaku pasar masih menanti pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga dan lanjutan laba perusahaan. Di sisi lain, naiknya kasus Covid-19 menjadi tekanan bagi pasar saham dunia. Hans melihat, IHSG pun Cenderung bergerak di zona negatif pada pekan ini.

"IHSG berpeluang konsolidasi melemah di pekan ini dengan support di level 5.095 sampai 5.000 dan resistance di level 5.182 sampai 5.200," tutup Hans.

Retno Wulandhari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement