Ahad 01 Nov 2020 06:21 WIB

Tantangan Dakwah Sekarang tidak Mudah

Tantangan dakwah saat ini tidak mudah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Tantangan Dakwah Sekarang tidak Mudah. Foto: Diskusi dakwah di masjid (ilustrasi)
Foto: Republika TV
Tantangan Dakwah Sekarang tidak Mudah. Foto: Diskusi dakwah di masjid (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag), A. Juraidi mengatakan, tantangan dakwah sekarang dan masa yang akan datang tidak mudah. Karena itu, menurut dia, dai muda harus mempunyai pendirian dan pengetahuan yang cukup.

Hal ini disampaikan Juraidi saat membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2020 Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI) di BBPLM Jakarta, Ciracas, Jakarta Timur, Jum’at (30/10) malam.

Baca Juga

"Tantangan dakwah sekarang dan akan datang tidak mudah, yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi dan derasnya arus informasi. Kita sekarang kebanjiran informasi. Dai Muda harus mempunyai pendirian dan bekal pengetahuan yang mumpuni," ujar Juraidi dalam siaran persnya, Sabtu (31/10).

Lebih lanjut, Juraidi menjelaskan bahwa dalam kontek keberagaman, banyaknya masuk paham-paham radikalisme dan paham yang mempertentangkan antar umat telah memecah belah bangsa. Karena itu, menurut dia, Dai Muda juga harus memiliki strategi untuk mengimbanginya.

"Strateginya kita harus mengimbangi dengan konten-konten positif. Dai Muda harus menguasai IT dan memanfaatkan teknologi informasi, media sosial untuk kepentingan dakwah," ucapnya.

Menurut dia, banyak paham-paham yang datang dari luar tersebut sangat berbahaya bagi kesatuan dan persatuam bangsa. Apalagi, paham radikalisme selalu mempertentangkan agama dan negara.

"Itu sangat berbahaya bagi keberlangsungan kehidupan beragama dan bernegara kita, karena selalu mempertentangkan agama dan negara. Ini tentu sangat berbahaya dalam kehidupan berbangsa kita yang heterogen. Karena bagi kita bahwa agama dan negara saling menguatkan," kata Juraidi.

Dia menambahkan, Kemenag sendiri telah mempunyai program unggulan tentang moderasi beragama, yaitu sebuah paham atau sikap beragama yang mengambil jalan tengah dan tidak ekstrem. Moderasi beragama diharapkan bisa mengimbangi banyaknya paham radikalisme yang berkembang di masyarakat.

"Moderasi beragama mempunyai prinsip toleran, menghargai orang lain, keseimbangan dan berwawasan luas," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum FKDMI, Moh Nur Huda menjelaskan, apa yang disampaikan Juraidi tersebut selaras dengan tema Rakernas FKDMI kali ini, yaitu “Membumikan Islam Rahmatan Lil Alamin, Menjaga Ibu Pertiwi”. Menurut dia, Rakernas telah diikuti oleh Perwakilan Pengurus Wilayah FKDMI Se-Indonesia.

“Selain bahas konsolidasi internal dan bahas peraturan organisasi yang akan diputuskan dalam Rakernas, tentu kita akan membahas isu-isu nasional yang penting untuk dibahas bersama-sama baik yang menyangkut keumatan dan kebangsaan," kata Huda.

Ketua Panitia Rakernas, Ahmad Andi Wibowo menambahkan, Rakernas kali ini diselenggarakan berbeda dengan biasanya lantaran adanya pandemi Covid-19. Karena itu, penyelenggaraan kegiatan ini menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan membatasi jumlah peserta.

“Peserta yang hadir di forum secara langsung harus mengikuti rapid test terlebih dahulu dan juga diberi masker kain dan hand sanitizer agar tetap dapat menerapkan protokol kesehatan. Panitia juga menerapkan physical distancing di kursi tempat duduk peserta Rakernas,” jelas Andi, yang juga Ketua FKDMI Bidang Organisasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement