Sabtu 31 Oct 2020 18:49 WIB

Imbas Gempa, Ketegangan Turki-Yunani Mereda

Sebanyak 196 gempa susulan telah tercatat di Turki.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Orang-orang di gedung yang runtuh setelah gempa berkekuatan 7,0 di Laut Aegea di Izmir, Turki, 30 Oktober 2020. Menurut laporan media Turki, puluhan bangunan hancur dalam gempa bumi.
Foto: EPA-EFE/Mehmet Emin Menguarslan
Orang-orang di gedung yang runtuh setelah gempa berkekuatan 7,0 di Laut Aegea di Izmir, Turki, 30 Oktober 2020. Menurut laporan media Turki, puluhan bangunan hancur dalam gempa bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Gempa berkekuatan 7,0 magnitudo yang melanda sebagian wilayah Turki dan Yunani pada Jumat (31/10) dilaporkan membuat sedikitnya 26 orang meninggal dunia. Banyak gedung yang dilaporkan hancur. Tsunami dalam skala kecil terjadi di beberapa daerah.

Pihak berwenang mengatakan 24 orang tewas daerah pesisir di barat Turki. Sementara dua remaja laki-laki dan perempuan  tewas di Pulau Samos, Yunani setelah tembok runtuh menimpa mereka.

Baca Juga

Gempa berpusat di Laut Aegea. Provinsi Izmir menjadi yang paling terdampak gempa di Turki. Dilaporkan setidaknya 20 bangunan di wilayah itu hancur dan sebuah gambar menunjukkan bagaimana banyak kendaraan yang juga terkena reruntuhan bangunan.

Di Turki, setidaknya 804 dilaporkan terluka. Tim penyelamat sejauh ini telah menyelamatkan puluhan orang menggunakan penggali dan helikopter untuk mencari korban lainnya yang mungkin terjebak di bangunan.

Sebanyak 196 gempa susulan telah tercatat. Sebanyak 23 di antaranya berkekuatan lebih dari 4,0. Operasi pencarian dan penyelamatan berlanjut di 17 bangunan, empat di antaranya runtuh.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan diantara korban yang terluka, ada lima yang sedang dioperasi dan delapan kini dalam perawatan intensif.

Dalam saran televisi, terlihat air membanjiri jalan-jalan di Cesme dan Seferihisar di beberapa bagian Izmir, Turki yang lebih luas, serta di Samos, Yunani, yang oleh para pejabat digambarkan sebagai tsunami mini.

Tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan. Idil Gungor, yang bekerja sebagai jurnalis dan mengelola wisma di Siğacik di Izmir, mengatakan bahwa daerah itu lebih rusak oleh gelombang air daripada gempa. Wisma itu berada di sebuah bangunan berusia 100 tahun dan kini terendam karena tsunami.

Banyak toko di Siğacik juga terrena banjir dan barang-barang mereka rusak. Gungor mengatakan semua orang awalnya bersikap tenang, namun tak lama sangat terkejut dennen tsunami yang terjadi.

“Kami bertanya-tanya apa yang akan terjadi, apakah ada tsunami kedua yang datang atau tidak,” ujar Gungor, dilansir CNN, Sabtu (31/10).

Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengukur besarnya gempa yang menghantam Laut Aegean adalah 7,0 magnitudo seperti laporan awal. Namun, otoritas Turki melaporkan kekuatan gempa adalah 6,6 magnitudo.

Pihak berwenang di Turki dan Yunani  telah melaporkan puluhan gempa susulan. Gubernur Izmir Yavuz Selim Köşger meminta penduduk untuk tidak berada di jalan dan menahan diri dari menggunakan ponsel jika tidak perlu, sehingga kendaraan darurat dapat mencapai area yang terkena dampak dan tim tanggap darurat dapat berkomunikasi secara efektif.

Di Yunani, Wakil Wali Kota Samos Giorgos Dionisiou mengatakan beberapa bangunan tua telah runtuh di pulau itu. Masyarakat setempat telah diberitahukan untuk menjauh dari pantai dan bangunan, dan waspada terhadap gelombang tinggi saat gempa susulan terus berlanjut.

Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengatakan di Twitter bahwa dia telah berbicara dengan mitranya dari Turki. Kedua negara saat ini nampaknya mengesampingkan ketegangan yang terjadi.

"Saya baru saja menelepon Presiden Erdogan untuk menyampaikan belasungkawa atas hilangnya nyawa secara tragis akibat gempa bumi yang melanda kedua negara kami. Apa pun perbedaan kami, ini adalah saat-saat ketika orang-orang kami perlu berdiri bersama," jelas Mitsotakis melalui jejaring sosial Twitter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement