Sabtu 31 Oct 2020 18:15 WIB

Pengamat: MRT Eranya Foke-Jokowi, LRT Ahok, Anies Belum Ada

Pengamat menyebut belum ada pengembangan transportasi berkelanjutan di era Anies

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
DKI Jakarta menyabet perhargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021 atas program integrasi antarmoda transportasi publik yang terus berkembang. Hanya saja pengamat menilai belum ada pengembangan transportasi berkelanjutan di era Anies Baswedan
Foto: Republika/Putra M. Akbar
DKI Jakarta menyabet perhargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021 atas program integrasi antarmoda transportasi publik yang terus berkembang. Hanya saja pengamat menilai belum ada pengembangan transportasi berkelanjutan di era Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menjelaskan penghargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021 yang diberikan kepada Pemerintah Provinsi (Pemporv) DKI Jakarta merupakan hasil jerih payahnya bersama. Djoko mengatakan, setiap gubernur yang memimpin DKI Jakarta memiliki peran masing-masing.

Djoko mengungkapkan, awal mula pengembangan transportasi berkelanjutan telah dimulai di era Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Pada era Gubernur Fauzi Bowo atau Foke, DKI Jakarta memulai membangun Mass Rapid Transit (MRT) yang dituntaskan di era Gubernur Joko Widodo.

Baca Juga

Kemudian, pembangunan moda transportasi light rail transit (LRT) dilakukan di era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sementara, era Gubernur Anies Baswedan belum nampak terlihat pembangunannya.

"MRT ini kan eranya Foke sama Jokowi. LRT (zaman) Ahok, di era Anies belum ada. Fase-fase berikutnya belum ada kontraktor yang mau. Belum jelas mau membangun yang mana," kata Djoko saat dihubungi Sabtu (31/10).

Meskipun demikian, Djoko mengungkapkan, setiap gubernur memiliki kontribusi dalam pengembangan moda transportasi. Apalagi, sambung dia, Pemprov DKI Jakarta telah meluncurkan program Pola Transportasi Makro (PTM) sejak tahun 2003. Program itu pun telah dikukuhkan dalam Perda Nomor 12 tahun 2003 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai dan Danau serta Penyeberangan di DKI Jakarta.

"Sudah ada Perda-nya. Itu menjadi pedoman siapapun gubernur-nya. Tugas Anies, tentunya melanjutkan yang belum selesai," ucap dia.

Saat ini, Djoko menyatakan, Anies Baswedan masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan. Ia mengkritisi, jalur sepeda hingga jalur pejalan kaki. Pasalnya, saat ini, jalur yang dibangun belum memenuhi syarat keselamatan. Apalagi, masih banyak ditemukan parkir liar di jalan-jalan raya.

"Di luar negeri gak ada kayak Indonesia tuh. Makanya Lahan itu perlu dibagi. Kalo mengambil jadi masalah. Jalan di Cikini, itu  sempit, artinya pesepda itu di jalur pedestrian saja," kata dia.

Sebelumnya, DKI Jakarta menyabet perhargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021 atas program integrasi antarmoda transportasi publik yang terus berkembang. Penghargaan itu diberikan The Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) yang berbasis di Kota New York, Amerika Serikat.

"Alhamdulillah, alhamdulillah!! terbaik dunia!!! Ya, Jakarta terpilih sebagai Kota Terbaik di Dunia dalam Sustainable Transport Award 2021," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan lewat akun Twitter-nya. @aniesbaswedan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement