Sabtu 31 Oct 2020 02:30 WIB

BUMN Bersinergi Percepat Pembangunan KIT Batang Fase I

KIT Batang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 hektare

Rep: Novita Intan/ Red: Satria K Yudha
Menteri BUMN Erick Thohir saat mendampingi Presiden Jokowi dalam peninjauan kawasan industri terpadu Batang dan relokasi investasi asing ke Indonesia di Batang, Jawa Tengah, Selasa (30/6).
Foto: Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir saat mendampingi Presiden Jokowi dalam peninjauan kawasan industri terpadu Batang dan relokasi investasi asing ke Indonesia di Batang, Jawa Tengah, Selasa (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Perusahaan BUMN dan lembaga pemerintahan bersinergi dalam melakukan pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Saat ini, PT PP (Persero) Tbk bersama PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) sedang mempercepat proses pembangunan KIT Batang fase I seluas 450 hektare.

Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengatakan, pengembangan KIT Batang tahap pertama akan dibangun beberapa fasilitas pendukung dan konektivitas kawasan, antara lain akses sementara kawasan, simpang susun tol KM 371+800, jalan sekunder sepanjang 11,4 km, jalan utama sepanjang 5,2 km, dan galeri pemasaran. Selain itu, dilakukan perluasan stasiun, jaringan listrik, suplai air baku, rumah susun sederhana sewa, dan IPAL sampah. 

"Saat ini, PTPP bersama dengan KIW dan PTPN IX tengah mempercepat progres pekerjaan pembangunan jalan akses sementara, perizinan, dan pembangunan galeri pemasaran," kata Novel dalam keterangan resmi, Jumat (30/10).

Ia menyampaikan, progres pembangunan jalan akses sementara telah mencapai 90 persen, clearing dan grubbing zona I mencapai 44,8 persen, cut and fill zona pertama memiliki progres sebesar 1,32 persen, dan pembangunan galeri marketing telah mencapai 65 persen.

“PTPP bersinergi bersama KIW, PTPN IX, Perumda Batang, BKPM, Kementerian BUMN, dan pemangku kepentingan lainnya juga terus mempercepat penyelesaian administrasi dan pekerjaan lapangan pembangunan KIT Batang fase I," kata dia. 

Menurut dia, sinergi yang dilakukan antara PTPP dengan beberapa BUMN dan lembaga pemerintahan merupakan salah satu inovasi model bisnis yang saat ini dijalankan perusahaan. Ia menambahkan, KIT Batang merupakan bagian dari program pemerintah untuk mendorong penguatan sektor Industri di Indonesia. 

"Oleh sebab itu, PTPP selalu mendukung setiap program yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan geliat perekonomian di Indonesia. PTPP optimistis pembangunan fase I dapat selesai sesuai yang ditargetkan pemerintah,” ucapnya. 

KIT Batang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 hektare. Pengembangan kawasan yang terletak di koridor industri utara pulau Jawa ini didasarkan pada konsep The Smart & Sustainable Industrial Estate untuk merespon revolusi industri 4.0 di Indonesia maupun global. 

KIT Batang dilayani oleh lima jaringan infrastruktur utama yang memiliki konektivitas langsung dengan jalur kereta api yang menghubungkan pusat-pusat industri sepanjang Pulau Jawa, terjangkau oleh empat pelabuhan besar, tiga pelabuhan barang, satu bandara internasional, akses Jalan Tol Trans Jawa, dan akses Jalan Nasional Rute Satu Pantura. 

"Lokasinya yang strategis membuat KIT Batang menjadi pilihan yang optimal untuk investasi kawasan industri maupun tempat tinggal masa depan," ucapnya.

KIT Batang dibagi menjadi tiga klaster. Pada klaster pertama seluas 3.100 hektare akan dilakukan pengembangan Industrial Estate & Industrial Township (Distrik Kreasi). Klaster dua seluas 800 hektare akan digunakan untuk pengembangan Pusat Inovasi & Township (Distrik Inovasi), dan klaster tiga seluas 400 hektare akan digunakan untuk pengembangan Pusat Rekreasi & Township (Distrik Rekreasi). Adapun pengembangan lahan fase pertama seluas 450 haktare masuk ke dalam rencana pengembangan klaster pertama, yaitu Distrik Kreasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement