REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Hari-hari terakhir kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden dibayangi peningkatan jumlah kasus infeksi Covid-19. Pandemi telah menewaskan 228 ribu warga AS sejauh ini.
Gugus tugas Covid-19 Gedung Putih, Jumat (30/10), memperingatkan AS dicengkeram peningkatan kasus Covid-19 yang 'tak berkesudahan'. Sementara sembilan negara bagian melaporkan rekor kasus harian tertinggi mereka.
Usai sembuh dari Covid-19, Trump mempertahankan kecepatan kampanyenya. Ia menghadiri tiga kampanye sehari yang setiap kampanye dihadiri ribuan orang walaupun ada kekhawatiran kampanye-kampanye tersebut dapat menimbulkan klaster baru wabah virus korona.
Biden menggelar acara-acara kampanye yang lebih kecil untuk mencegah penularan virus. Termasuk menggelar kampanye 'melalui mobil' demi memastikan keamanan pendukungnya.
Ia juga sempat menghabiskan beberapa hari di rumahnya di Delaware. Walaupun pandemi virus Corona sudah berlangsung selama hampir satu tahun tapi Trump masih meremehkan keseriusan pandemi ini.
Ia mengatakan AS sudah 'bangkit kembali' walaupun kasus terus bertambah. Biden mengkritik keras pendekatan Trump dalam mengatasi pandemi. "Donald Trump telah mengibarkan bendera putih, mengabaikan keluarga-keluarga kami dan menyerahkannya pada virus," kata Biden di Tampa Florida.
Pada Sabtu (31/10) besok, mantan wakil presiden itu akan berkampanye dengan mantan presiden Barack Obama di Michigan. Dalam kampanyenya Jumat ini Trump melebih-lebihkan data yang dirilis Kamis (29/10) lalu.
Kecepatan pertumbuhan perekonomian AS pada kuartal ketiga tahun ini mencapai 33 persen. Walaupun tingkat output atau produksi masih berada di bawah akhir tahun 2019 ketika pandemi belum menerpa AS. Para ekonom memperingatkan pemulihan ekonomi masih jauh dari selesai.